BATU,Sidik Nusantara – SMP Negeri 03 Kota Batu (ESTIBA) Juara resmi memperkenalkan sebuah terobosan Inovasi bertajuk LITE – PRO ESTIBA (Literasi Progresif SMP Negri 03 Batu). Inovasi ini hadir sebagai solusi kongkret ditengah fenomena rendahnya minat baca nasional dan penurunan skor literasi.
Meskipun demikian, ESTIBA meraih catatan “Baik” berdasarkan rapor pendidikan tahun 2024. LITE – PRO ESTIBA Juara dirancang untuk mengubah kebiasaan menatap layar menjadi aktivitas membaca yang berkualitas dan terukur.

Dalam Inovasi rancang bangun yang bertajuk LITE – PRO ESTIBA ini, Dewi Rossalia SPd mengatakan, bahwa Inovasi ini memberikan jaminan kualitas lulusan siswa. Siswa yang berhasil mencapai skor minimal 60 dalam uji pemahaman tersebut, berhak mengunduh rapor Literasi.
“Sertifikat ini bukan sekedar apresiasi, melainkan menjadi salah satu syarat tambahan kenaikan kelas yang akan dilampirkan dalam hasil belajar siswa didik,” tutur guru berbakat ini sembari tenang, Senin (22/12/2025).
Koordinator Bidang Pencitraan dan Inovasi ini akan memberikan penjaminan bahwa siswa didik yang lulus dari SMP Negeri 03 Batu, berarti sudah membaca sampai tamat 12 buku yang berkualitas dan berbobot, ini adalah INOVASI LITE – PRO Lite ESTIBA Juara sebagai berikut;
1. DASAR HUKUM
1.Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
2.Peraturan Pemerintah Daerah Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah.
3.Peraturan Wali Kota Batu Nomor 36 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Inovasi Daerah
4. Keputusan Wali Kota Batu Nomor: 188.45/386/KEP/422.012/2024 tentang Daftar Inovasi Daerah dalam Lingkup Pemerintahan Kota Batu Tahun 2024
2. PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS
Berkaitan dengan kemampuan literasi, UNESCO menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca!
Riset berbeda bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Padahal, dari segi penilaian infrastuktur untuk mendukung membaca, peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa.
Di sisi lain, terkait kepemilikan gadget, 60 juta penduduk Indonesia memiliki gadget, atau urutan kelima dunia terbanyak kepemilikan gadget. Lembaga riset digital marketing Emarketer memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang. Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika. Ironisnya, meski minat baca buku rendah tapi data wearesocial per Januari 2017 mengungkap orang Indonesia bisa menatap layar gadget kurang lebih 9 jam sehari.
Menurut penilaian yang dilakukan oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dalam Programme for International Student Assessment (PISA) 2022, skor literasi membaca Indonesia pada 2022 mengalami penurunan bila dibandingkan 2018. PISA merupakan asesmen dari OECD setiap beberapa tahun sekali untuk menilai pelajar internasional. Indonesia Turun 12 poin pada 2022, skor literasi membaca Indonesia dalam PISA mencapai 359 poin. Nilai ini lebih rendah 12 poin dibandingkan 2018 di mana Indonesia mendapat skor 371. Bahkan, skor literasi membaca Indonesia pada 2022 juga lebih rendah bila dibandingkan tahun 2000 yakni 371. Dalam PISA terbaru, skor literasi membaca Indonesia pada 2022 mencatatkan nilai terendahnya sejak 2000.
Selain literasi membaca, skor literasi matematika dan literasi sains Indonesia pada 2022 juga mengalami penurunan. Skor literasi matematika pada 2022 adalah 366. Padahal pada 2018, skornya 379. Sedangkan skor literasi sains dari 379 pada 2018, turun menjadi 366 pada 2022. Di lingkup sekolah, khususnya SMP Negeri 03 Batu, kemampuan literasi peserta didik juga masih sangat perlu ditingkatkan. Peserta didik pada umumnya masih sangat bergantung dengan gadget. Mereka sangat jarang menggunakan waktunya, khususnya pada jam istirahat untuk berkunjung ke perpustakaan sekolah membaca buku.
Mereka lebih memilih asyik dengan gadgetnya, bermain game online, menonton tik tok, update status, atau menikmati media social lainnya.
Berdasarkan Rapor Pendidikan SMP Negeri 03 Batu tahun 2024, kemampuan literasi peserta didik mencapai skor 95,56. Memang skor yang diperoleh cukup tinggi dengan capaian Baik, dengan peringkat menengah di tingkat Kota Batu dan peringkat atas secara nasional. Namun, jika lebih dicermati, dari capaian skor tersebut 46,67% tergolong kemampuan literasi di atas kompetensi minimum, 48,89% tergolong kemampuan literasi mencapai kompetensi minimum, dan 4,44% termasuk kemampuan literasi di bawah kompetensi minimum.
Dapat disimpulkan bahwa lebih dari 50% peserta didik SMP Negeri 03 Batu masih dalam kategori kemampuan literasi mencapai kompetensi minimum ke bawah Kemampuan literasi kompetensi minimum artinya peserta didik/”; mampu membuat intrepretasi dari informasi implisit yang ada dalam teks, mampu membuat simpulan dari integrasi beberapa informasi dalam suatu teks.
Dengan kondisi kemampuan literasi yang masih perlu ditingkatkan tersebut, SMP Negeri 03 Batu melakukan terobosan untuk meningkatkan kemampuan literasi warga sekolah dalam program inovatif “Lite-PRO Estiba” (Literasi Progresif SMP Negeri 03 Batu).
3. METODE KEBAHARUAN
Kondisi Sebelum Adanya Inovasi: Berdasarkan Rapor Pendidikan SMP Negeri 03 Batu tahun 2024, kemampuan literasi peserta didik mencapai skor 95,56. Memang skor yang diperoleh cukup tinggi dengan capaian Baik, dengan peringkat menengah di tingkat Kota Batu dan peringkat atas secara nasional. Namun, jika lebih dicermati, dari capaian skor tersebut 46,67% tergolong kemampuan literasi di atas kompetensi minimum, 48,89% tergolong kemampuan literasi mencapai kompetensi minimum, dan 4,44% termasuk kemampuan literasi di bawah kompetensi minimum. Dapat disimpulkan bahwa lebih dari 50% peserta didik SMP Negeri 03 Batu masih dalam kategori kemampuan literasi mencapai kompetensi minimum ke bawah.
Kondisi Setelah Adanya Inovasi : Lite Pro Estiba masih dalam tahapan Uji Coba jadi hasil dalam penerapan inovasi masih belum bisa terukur
4. KEUNGGULAN DAN KEBAHARUAN
Beberapa kebaruan dan keunikan dari program “Lite-PRO Estiba” adalah sebagai berikut:
1. Manajemen sekolah dapat memilih, menyeleksi, dan mengontrol bacaan yang harus dibaca peserta didik. Manajemen sekolah memilih bacaan yang bernilai dan berdampak positif bagi peningkatan wawasan dan karakter peserta didik melalui bacaan yang positif dan berkualitas. Judul-judul bacaan yang dipilih adalah bacaan yang mengandung dan syarat nilai-nilai yang dapat meningkatkan semangat peserta didik dalam meraih cita-cita.
2. Inovasi ini akan memberikan penjaminan bahwa peserta didik yang lulus dari SMP Negeri 03 Batu berarti sudah membaca sampai tamat 12 buku yang berkualitas dan berbobot, yang diharapkan dapat memberikan bekal wawasan dan nilai-nilai luhur untuk melanjutkan Pendidikan di jenjang berikutnya.
3.Melalui aplikasi Uji Pemahaman berbasis LMS sederhana, kita dengan mudah dapat mengukur tingkat pemahaman peserta didik terhadap buku bacaan yang telah dibaca dengan mudah dan cepat.
4.Soal-soal yang disajikan dalam Uji Pemahaman lebih banyak menggali makna implisit dan nilai positif/hikmah yang didapatkan peserta didik setelah membaca buku tersebut, jadi bukan pertanyaan pemahaman yang bersifat eksplisit dari isi buku.
5.Inovasi ini bersifat progresif untuk terus bergerak maju berkelanjutan, di mana peserta didik dituntut untuk menyelesaikan setidaknya empat judul buku dalam satu tahun. Dengan tuntutan tersebut diharapkan akan mampu menumbuhsuburkan minat dan kebiasaan membaca peserta didik.
6.Waktu membaca buku sangat leluasa, bebas, sesuai dengan keinginan peserta didik, dan sewaktu-waktu jika sudah selesai membaca bisa langsung membuka aplikasi “Uji Pemahaman” melalui gadget masing-masing. Jika sudah selesai mengerjakan “Uji Pemahaman” peserta didik bisa langsung mengetahui skor pemahaman dan dapat men-download sertifikat Uji Pemahaman.
5. CARA KERJA INOVASI
1. Manajemen sekolah menyiapkan empat judul buku yang wajib dibaca perserta didik selama satu tahun pelajaran. Jenis buku yang dibaca mencakup buku nonfiksi teknologi, nonfikasi agama, dan fiksi. Judul buku yang wajib dibaca adalah:
a.Judul buku : Laskar Pelangi
Penulis : Andrea Hirata
Jenis : Novel Fiksi
Penerbit : Penerbit Bentang
b.Judul buku : 5cm
Penulis : Donny Dhirgantoro
Jenis : Novel Fiksi
Penerbit : PT Gramedia Widiasarana Indonesia
c.Judul buku : Kisah-kisah Tersembunyi dari Sejarah Nusantara
Penulis : Sony Adams
Jenis : Nonfiksi Sejarah
Penerbit : Anak Hebat Indonesia
d Judul buku : The Gifts of Imperfection
Tak Apa-apa Tak Sempurna: Hilangkan Pikiran Kita
Harus Jadi Seperti Apa, Jadilah Diri Sendiri
Penulis : Brene Brown, Ph.D., L.M.S.W.
Jenis : Nonfiksi Motivasi
Penerbit : Penerbit Gramedia Pustaka Utama
2. Manajemen sekolah mensosialisasikan tahapan program “Lite-PRO Estiba” kepada warga sekolah, khususnya peserta didik dan orang tua/wali.
3. Peserta didik membaca buku bacaan wajib secara bebas, judul apa yang dibaca terlebih dulu sesuai dengan minat masing-masing, pada waktu kapan saja senyampang masih dalam satu tahun pelajaran.
4.Peserta didik yang sudah menyelesaikan bacaan untuk satu judul buku, yang bersangkutan secara online mengunduh aplikasi “Uji Pemahaman” yang disediakan sekolah di HP masing-masing.
5. Peserta didik mengisi identitas dengan benar.
6. Peserta didik memilih judul buku yang sudah dibaca dan akan diukur uji pemahamannya.
7. Peserta didik mengerjakan soal uji pemahaman yang telah disediakan.
8. Setelah peserta didik menyelesaikan seluruh soal uji pemahaman, peserta didik yang memperoleh skor minimal 60 (Cukup) dapat mengunduh Rapor Literasi yang berisi deskripsi bahwa yang bersangkutan telah menyelesaikan kegiatan membaca buku yang dipilih dan telah mengerjakan uji pemahaman dengan perolehan skor dan predikat sesuai hasil yang didapatkan.
9. Peserta didik yang skor Uji Pemahamannya belum mencapai minimal 60 dan/ atau sudah mencapai minimal 60 tapi bermaksud memperbaiki pemahamannya diharuskan membaca kembali buku yang dipilih, setelah proses membaca ulang, yang bersangkutan dapat mengerjakan Uji Pemahaman ulang, dan setelah mencapai skor minimal 60 dapat mengunduh Rapor Literasinya.
10. Peserta didik yang telah mencapai skor minimal 60 dan telah mengunduh Rapor Literasi, dapat memulai membaca buku berikutnya sesuai daftar buku yang ditentukan.
11.Rapor Literasi digunakan sebagai salah satu persyaratan tambahan kenaikan kelas yang akan dilampirkan dalam Laporan Hasil Belajar Peserta Didik.
“Terciptanya INOVASI LITE – PRO ESTIBA ini tidak lepas dari dukungan Kepala sekolah dan teman – guru yang mendukung inovasi ini serta keterlibatan langsung siswa – siswa didik. Untuk membawa harapan besar bagi masa depan Literasi sekolah,” tegas guru Mapel IPS ini, sembari ramah.
Sementara itu, penanggungjawab jawab Inovasi, Kepala ESTIBA Juara, Budi Prasetyo SPd juga menuturkan, dalam kesempatan ini tentunya sangat mendukung INOVASI LITE – PRO ESTIBA dan memastikan program Inovasi ini berjalan dengan baik dan lancar sehingga dapat membawa Siswa – Siswa lebih maju dalam berpendidikan.
“Saya berharap inovasi ini dapat diimplementasikan secara konsisten dan optimal oleh seluruh stakeholder sekolah, mulai dari GTK, Komite Sekolah, Orang Tua, Siswa, masyarakat. Muaranya semoga dapat meningkatkan kualitas layanan kepada siswa sesuai kebutuhan, minat, dan bakatnya sehingga terwujud branding ESTIBA Juara dan student welbying, siswa yang sejahtera lahir dan batin,” pungkasnya.
Penulis: Arman.
Editor : Akasa Putra.








