Bojonegoro, sidik nusantara – Berprofesi sebagai guru merupakan impian sejak kecil dari seorang Rodhiyah Rofiana. Wanita asli Desa Sumberarum Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro ini setiap harinya bertugas di SDN Sumberarum II. Sebagai guru di sebuah instansi pemerintah, Diah sapaan akrabnya telah terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sejak tahun 2018. Ia merasa tak khawatir lagi kala sakit dan membutuhkan biaya berobat karena sudah terdaftar sebagai peserta JKN segmen Pekerja Penerima Upah (PPU).
Diah mengaku jika layanan JKN tidak hanya membantu dirinya saat cedera kaki saja namun juga kerabatnya ternyata sudah sering kali menggunakan layanan JKN tanpa harus mengeluarkan biaya serupiah pun.
“Tahun 2017, saya sering merasakan nyeri di kaki namun karena belum terdaftar sebagai peserta JKN jadi ya menggunakan biaya sendiri. Cukup terasa juga menguras isi kantong karena sekali periksa kurang lebih Rp.300.000. Alhamdulillah setelah menjadi peserta JKN menjadi lebih ringan biayanya bahkan ditanggung sampai sembuh, intinya bersyukur sekali mendapatkan layanan JKN,” ungkap Diah.
Selanjutnya, di bulan Oktober 2018, Dyah kembali memanfaatkan kepesertaan JKN miliknya untuk proses persalinan anak pertamanya secara sesar di Rumah Sakit Fatma Bojonegoro. Saat itu, ia memilih untuk menggunakan layanan JKN sesuai hak kelas kepesertaannya sehingga biaya semuanya dapat ditanggung.
“Wah, luar biasa sekali BPJS Kesehatan ini tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Hanya bisa bersyukur dengan kemudahan layanan JKN yang saya dapatkan menjelang proses kelahiran anak saya di tanggal 17 Oktober 2018. Mungkin karena cemas juga ya akhirnya tensi menjadi tidak stabil dan di rujuk ke RS Fatma. Disisi lain tindakan induksi diberikan untuk memberikan rangsangan karana saya mengalami keterlambatan Hari perkiraan Lahir (HPL) selama enam belas hari,” terang Diah.
“Setelah mengalami hampir 4 kali induksi akhirnya pada tanggal 26 Oktober dilakukan operasi sesar dengan waktu selama satu jam. Alhamdulillah saya dan si jabang bayi dalam keadaan sehat, dokter dan perawat yang membantu persalinan sangat ramah, cekatan dan gesit. Program JKN ini memang luar biasa dan tidak perlu diragukan lagi. Saya sudah membuktikan khasiatnya,” kata Diah.
Menurut Diah, ia tidak dapat membayangkan seandainya layanan JKN program mulia dari pemerintah ini tidak dicetuskan. Biaya pengobatan yang semakin mahal jika tanpa layanan JKN tidak sebanding dengan iuran yang setiap bulan di bayarkan. Diah menuturkan, lebih baik ia membayar rutin iuran JKN setiap bulannya dengan tujuan bersedekah dan mendapatkan pahala kebaikan daripada sakit yang membutuhkan banyak biaya pun membuat keluarga ikut memikirkan dirinya.
“Sakit itu menurut saya banyak tidak enaknya apalagi jika kita tidak mempunyai JKN. Nah, saya selalu berprinsip lebih baik menolong yang membutuhkan biaya pengobatan dengan membayar iuran rutin setiap bulan daripada harus sakit dan iuran menunggak. Mari kita bantu program pemerintah ini dengan semangat gotong-royong membantu sesama,” papar Diah.
Diah juga menyampaikan harapan semoga BPJS Kesehatan dapat selalu memberikan layanan terbaiknya melalui Program JKN. Ia juga berpesan agar masyarakat tak perlu ragu untuk menjadi peserta JKN.
“Tidak selamanya kekuatan finansial yang kita punya ini bisa memenuhi segala kebutuhan hidup kita apalagi urusannya dengan kesehatan. Namun disisi lain wajib untuk menjaga pola hidup yang sehat karena lebih baik kita mencegah daripada mengobati. Tak dapat dipungkiri jika BPJS Kesehatan memang memberikan jaminan layanan kesehatan yang luar biasa,” tutup Diah. (*/Red)