Bojonegoro, sidik nusantara – Pernah sekali mendapatkan pesan singkat tentang layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dialami oleh Rani Nur Haliza (23). Informasi tentang kepesertaan JKNnya yang tidak aktif tentu membuatnya panik. Pasalnya, ibu Rani harus rutin berobat ke dokter karena penyakit diabetesnya. Ia pun segera datang ke kantor BPJS Kesehatan terdekat guna memastika. Beruntung, selain petugas yang melayani ramah dan cekatan hingga menbuatnya tenang. Ia pun disarankan untuk mengunduh Aplikasi Mobile JKN agar tidak lagi panik saat menerima pesan hoaks.
“Kami sekeluarga telah terdaftar menjadi peserta JKN. Apalagi sekarang ibu sedang sakit diabetes dan memerlukan biaya pengobatan. Bersyukur, seluruh biaya berobat ke faskes setiap bulannya dijamin penuh oleh BPJS Kesehatan. Sehingga betapa kagetnya saya ketika menerima informasi jika kepersertaan JKN tidak aktif. Jadi kehadiran Aplikasi Mobile JKN ini benar-benar membantu pesertanya guna mengantisipasi berita yang tidak benar,” jelasnya, Selasa (20/05).
Wanita asal Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro ini selanjutnya tidak pernah antre saat berobat. Ia menggunakan antrean online yang dapat diakses tanpa harus datang ke faskes.
“Tentunya saat sakit dan berobat ke faskes berharap dapat dilayani dengan cepat. Beruntung kehadiran Aplikasi Mobile JKN mampu menjadi sarana yang tepat mendaftar antrean online. Dapat diakses di mana pun dan nomor antrean dengan cepat langsung didapatkan. Saya pun mengantar ibu berobat ke faskes sesuai dengan jam dan nomor antrean. Tentunya saya dan ibu pun puas, layanan JKN semakin luar biasa dan tidak antre lama,” terangnya.
Rani juga menjelaskan jika layanan JKN saat ini tidak rumit dan sangat mudah. Petugas faskes pun sangat ramah dan tidak membedakan dengan pasien lainnya.
“Kalau dulu saat berobat pasti harus menyertakan beberapa berkas foto copy. Jika tidak melengkapi seperti Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) maka tidak dilayani. Sekarang layanan JKN sudah sangat bagus begitu juga dengan layanan faskes. Dokter dan perawatnya pun ramah sehingga ibu saya merasakan nyaman dan puas,” paparnya.
Wanita yang mempunyai cita-cita menjadi guru ini juga tidak mengabaikan pola hidup sehat. Olah raga pun rutin ia lakukan setiap hari agar kondisi tubuhnya selalu bugar.
“Saya upayakan agar setiap hari rutin melakukan olah raga. Saat ini Muay Thai menjadi pilihan utama selain lari pagi. Rasanya ada yang kurang jika belum berkeringat sehingga upaya hidup sehat harus dipertahankan. Saya juga berupaya mengkonsumi makanan yang diperlukan oleh tubuh. Sehingga penyakit diabetes ibu menjadikan cermin bagi saya untuk meningkatkan pola hidup sehat,” katanya.
Selanjutnya Rani mengungkapkan jika pendaftaran peserta JKN tidak perlu antre lama di kantor. Melalui BPJS Online atau pelayanan non tatap muka, maka peserta sudah dapat dilayani dengan sangat baik.
“Persyaratan pendaftaran juga sangat mudah dengan membawa KK, KTP dan foto copy buku rekening. Selanjutnya saat itu saya datang ke balai desa untuk mendaftar melalui online. Sangat mudah sekali, tidak mengganggu aktivitas dan tanpa kendala. Selanjutnya empat belas hari dari tanggal pendaftaran, akhirnya saya sekeluarga sah menjadi peserta JKN,” tutur Rani.
Di akhir pertemuan, Rani berharap semoga layanan JKN dapat berlangsung selamanya. Masyarakat dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya tanpa perlu merasakan khawatir.
“Jangan ragu lagi untuk menjadi pesertanya. Sehat saja sudah dijamin apalagi saat sakit. Sukses selalu untuk program JKN yang layanannya semakin bagus. Terima kasih banyak BPJS Kesehatan,” tutup Rani. (Red)