Bojonegoro, sidik nusantara – Pernah mengalami terlambat membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tentu sangat tidak mengenakkan. Hal tersebut dialami oleh Tutik Supiatin (40), warga asli Kecamatan Soko, Kabuaten Tuban. Saat itu, salah satu keluarganya sedang rawat inap dan tidak menyadari jika iuran JKN belum terbayarkan. Hingga akhirnya, ia pun dengan segera melunasi tunggakannya agar kepesertaan JKNnya sekeluarga aktif. Selanjutnya, Tutik menyadari betapa pentingnya manfaat layanan JKN dalam menjamin kesehatannya sekeluarga.
“Saat itu salah satu dari keluarga saya ada yang tiba-tiba demam tinggi dan harus segara mendapatkan pertolongan. Bersyukur, domisili kami sangat dekat dengan faskes tingkat pertama. Seingga penanganan dengan tepat dan cepat pun dapat kami terima di faskes tingkat pertama tersebut. Selanjutnya, petugas administrasi yang menangani saat pendaftaran melihat status kepesertaan kami non aktif. Dan ternyata karena iuran JKN selama dua bulan belum terbayar. Setelah pihak faskes berkoordinasi dengan pihak BPJS Kesehatan, saya diberikan kesempatan untuk melunasi. Namun bersyukurnya, keluarga saya tetap dapat dilayani dengan baik,” terangnya.
Selanjutnya, tanpa menunggu lama, Tutik segera bergegas membayar tunggakan iuran JKN. Ia pun akhirnya menyadari, betapa pentingnya menjadi peserta aktif JKN.
“Beruntungnya tunggakan saya sekeluarga tidak terlalu banyak. Sehingga tunggakan dan denda yang dibayarkan pun segera dapat kami selesaikan dengan baik. Selanjutnya, tidak berapa lama, kepesertaan JKN kami sekeluarga menjadi aktif kembali. Jujur sekali, saya sempat panik seandainya keluarga saya tidak dapat memanfaatkan layanan JKN. Tentu akan sangat besar biaya pengobatan yang dikeluarkan. Sehingga mulai saat itu, saya dan keluarga akan berkomitmen untuk membayar rutin iuran JKN setiap bulannya,” tegasnya.
Tutik yang mempunyai usaha mikro di rumahnya ini sangat bersyukur menjadi peserta JKN. Berobat ke faskes tanpa antre lama telah ia rasakan karena kehadiran antrean online.
“Mengingat saat itu keluarga saya datang dengan kondisi gawat darurat maka faskes memberikan pertolongannya dengan cepat. Selanjutnya, dokter menyarankan untuk rawat inap guna memulihkan kondisi. Akhirnya kondisi keluarga saya yang sakit lama-kelamaan semakin membaik. Hari ketiga pun akhirnya dokter memberikan ijin untuk bisa berisitirahat di rumah. Dan semua biaya pengobatan dijamin penuh oleh BPJS Kesehatan, luar biasa sekali. Beberapa waktu kemudian, kami pun harus kembali kontrol guna memastikan kondisi pasien. Berbekal antrean online melalui Aplikasi Mobile JKN, saya bisa membantu keluarga agar tidak antre lama,” paparnya.
Tutik tidak menampik, layanan JKN yang ia manfaatkan sudah sangat bagus. Apalagi faskes yang menangani memberikan kesan ramah dan cekatan.
“Saya sekeluarga merasa sangat puas pada faskes tingkat pertama yang menangani Dokternya yang ramah, cekatan serta fasilitas faskesnya juga sangat bersih. Pihak faskes yang komunikatif dengan BPJS Kesehatan membuat saya dan keluarga juga nyaman. Sehingga informasi yang kami terima tidak sepihak dan tidak saling lempar bola. Yang saya dengar juga ada cara cepat lunasi tunggakan iuran JKN. Yaitu dapat melalui Program New REHAB 2.0 (Rencana Pembayaran Bertahap). Semakin luar biasa sekali dalam memudahkan pesertanya untuk melunasi tunggakan iuran,” kata Tutik.
Dalam kesempatan terakhir, Tutik berharap kerabatnya yang masih ragu menjadi peserta JKN agar sepenuhnya percaya. Mengingat ia telah membuktikan sendiri, jika sakit dan tidak dapat memanfaatkan layanannya tentu akan menambah beban keluarga.
“Ada beberapa kerabat saya yang belum terdaftar menjadi peserta JKN. Selanjutnya dengan berbekal pengalaman saya, akhirnya mereka pun mendaftar. Saya menyampaikan pada kerabat bahwa lebih baik mencegah daripada mengobati. Lebih baik mengiur JKN setiap bulan sebagai bentuk dari ibadah melalui sedekah. Karena dapat membantu yang sakit terlebih yang berbiaya banyak. Terima kasih banyak BPJS Kesehatan yang selalu membantu kami sekeluarga,” tutup Tutik (Red)