TNI Kodim Bojonegoro bekali Wasbang Ratusan Mahasiswa Baru

Sidik Nusantara, Bojonegoro –   Untuk meningkatkan pemahaman tentang nilai-nilai kebangsaan, sejarah, serta menumbuhkan semangat nasionalisme, disiplin dan cinta tanah air dalam rangka membentuk generasi penerus bangsa yang berintegritas dan berjiwa nasionalisme, Bati Tuud Koramil 05/Dander Kodim 0813 Bojonegoro, Pelda Aris Setyo Norminto, memberikan materi Wawasan Kebangsaan (Wasbang) kepada 147 mahasiswa baru STIKes Rajekwesi Bojonegoro.

Dalam pemaparannya pada kegiatan yang dilangsungkan di Aula Universitas Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Rajekwesi Bojonegoro, Selasa (9/9/2025), Pelda Aris Setyo Norminto, menekankan pentingnya pemahaman wawasan kebangsaan bagi generasi muda sebagai modal dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bahwa pemuda harus mengetahui sejarah, budaya, serta nilai-nilai persatuan dan kesatuan untuk menjaga keutuhan bangsa.

“Sebagai generasi muda penerus wajib mengetahui sejarah, budaya, nilai dan cita-cita bangsa, serta pentingnya untuk tetap menjaga, merawat persatuan dan kesatuan demi tercapainya tujuan nasional,” kata Bati Tuud Koramil 0813-05/Dander.

Generasi yang memahami sejarah, menurut dia, akan memiliki jiwa nasionalisme yang lebih kuat dibandingkan dengan mereka yang abai terhadap sejarah bangsanya. “Perlu diingat, kehancuran sebuah negara seringkali berawal dari adanya pengkhianatan dari dalam, yang disusupkan oleh bangsa lain,” kata Pelda Aris Sertyo Norminto.

Pada kesempatan itu, Bati Tuud Koramil 05/Dander Kodim 0813 Bojonegoro, Pelda Aris Setyo Norminto, juga memaparkan tentang pengetahuan perang masa kini yang terjadi dibelahan dunia, karena di dunia hanya ada dua macam pilihan hidup yakni damai dan perang.

Disampaikan bahwa dengan adanya tuntutan kepentingan kelompok, telah menciptakan perang-perang jenis baru diantaranya perang asimetris, perang hibrida dan perang proxy. Sehingga, kemungkinan terjadinya perang konvensional antar dua negara dewasa ini semakin kecil.

Perang Proxy atau Proxy War merupakan perang antara dua pihak yang tidak saling berhadap-hadapan langsung dengan kekuatan militer, namun melalui pihak ketiga yakni melalui ideologi, politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan.

“Perang Proxy atau Proxy War ini tidak dapat dikenali secara jelas siapa kawan dan siapa musuh, sasarannya adalah menghancurkan ketahanan ekonomi, pertahanan dan keamanan, budaya, ideologi, lingkungan, politik dan karakter bangsa,” ungkapnya.

Dia berharap para mahasiswa mempunyai pemahaman dan berwawasan kebangsaan yang luas, karena para mahasiswa adalah calon pemimpin masa depan bangsa Indonesia yang akan membuat jalan, serta menjadi generasi bangsa menuju negara yang maju dan besar yang diharapkan bersama.

“Mahasiswa adalah tulang punggung bangsa agar senantiasa menyadari bermacam tantangan dan ancaman bangsa, untuk kemudian bersatu padu dan bersinergi menjaga keselamatan bangsa dan negara. Kegiatan yang bisa dilakukan oleh mahasiswa untuk menangkal proxy war diantaranya dengan selalu mengidentifikasi dan mengenali masalah, ahli dalam bidang disiplin ilmu masing-masing, melakukan gerakan pemuda berbasis wirausaha, dan mengadakan komunitas belajar serta merintis program pembangunan karakter,” pungkas Peltu Aris Setyo Norminto.(Triss/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *