Blora,Sidik.co.id – Bertempat di Hall salah satu Hotel di Blora digelar Rapat Koordinasi Pembangunan Infrastruktur wilayah perbatasan. Rapat ini dihadiri oleh Pj Bupati Bojonegoro, Dr, Suprianto, SH MH, Bupati Blora Kokok Raya, perwakilan Bupati Ngawi, Kepala Bappeda Propinsi Jawa Timur , Kepala Bappeda Propinsi Jawa Tengah dan Adm Perhutani Ngawi (24/05/18)
Rapat ini dihadiri pula, Kepala Bappeda Kabupaten Blora Sutikno Slamet, Kepala Dinas PU Cipta Karya Kabupaten Bojonegoro Andi Tjandra, Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemkab Bojonegoro Heru Sugiharto Serta pimpinan OPD di tiga Kabupaten yakni Bojonegoro, Blora dan Ngawi.
Sujarwanto Kepala Bappeda Jawa Tengah dalam kesempatan ini menyampaikan bahwa rapat ini menarik karena menjadi forum bertemunya para bupati diwilayah perbatasan, Membuka isolasi Blora khususnya diwilayah Selatan Blora, apalagi dengan dibukanya jalan trans jawa ” ucapnya .
Dengan dioperasionalkannya akses jalan tol trans jawa maka pembangunan harus di buka oleh seluruh daerah.
Prinsipnya ada dua pendekatan saling melengkapi yakni pembangunan segera direalisasikan namun sisi hukum dan administrasi juga harus segera dilegalkan. Karena termasuk batas propinsi maka telah pula dibahas di musrenbangnas, kedepannya agar segera ada MoU antar wilayah, desain dan dukungan ke Pemerintah Provinsi agar segera direalisasikan ” tegasnya.
Bupati Blora yang akrab dengan panggilan Kokok Raya diawal pertemuan ini menjelaskan bahwa beberapa daerah perbatasan itu menjadi titik sentral dan menjadi tempat tujuan karena lebih mudah dijangkau.
Dicontohkan wilayahnya yang berada di selatan cenderung melakukan aktifitas ekonomi diwilayah Ngawi, kemudian di wilayah Timur lebih memilih untuk berbelanja di Surabaya dari pada Semarang.
Dijelaskan beberapa wilayah terpencil juga melakukan aktifitas ekonomi di Kecamatan Ngraho yang masuk wilayah Kabupaten Bojonegoro. Untuk membuka akses ekonomi maka pihaknya akan membangun infrastruktur yang menghubungkan dengan Kabupaten Ngawi dan Bojonegoro, Salah satunya adalah pembangunan jembatan medalem yang berada di Kecamatan Mendem Kabupaten Blora dan Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro. Serta jembatan Randublatung- Getas yang berada di Kabupaten Blora yang menghubungkan Banjarejo Kabupaten Ngawi.
Menurut Kokok dengan membuka akses diwilayah selatan ini akan membawa dampak ekonomi, apalagi wilayah selatan Blora merupakan sentra penghasil padi di Blora. Dia sangat berharap agar pembangunan jembatan yang akan membuka akses ekonomi.
Sementara itu Pj Bupati Bojonegoro, Dr Suprianto, SH MH mengingatkan pentingnya kerangka dan payung hukum, kemudian dilihat pula apakah masing masing wilayah juga sudah mengalokasikan dalam DIPA masing masing dan perlunya kesepakatan bersama antar daerah dan adanya pendelegasian kewenangan ditingkat OPD.
Pj Bupati Bojonegoro sangat mendukung adanya inisiatif yang digagas Bupati Blora untuk membangun jembatan yang menghubungkan Kedua Kabupaten karena semangat yang utama dalam membangun jembatan ini adalah “membuka akses ekonomi, membuka wilayah dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Namun acuan harus dibuat, dan jangan sampai akan berdampak hukum dikemudian hari ” ungkap Suorianto
Selain membahas tentang rencana pembangunan jembatan Medalem yang melintasi Sungai Bengawan Solo yang menghubungkan Kecamatan Menden Blora dan Kecamatan Ngraho Bojonegoro. Juga membahas rencana pembangunan jembatan Randublatung yang menghubungkan Kabupaten Blora dan Ngawi.(Lis/Red)