Bojonegoro, sidik nusantara – Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah lama berjalan dan telah banyak memberikan manfaat bagi seluruh pesertanya. Tak terkecuali bagi seorang ibu dua anak yang aktif mengajar sebagai guru di SMA Plus Al Farimah Bojonegoro, Farisha Firni (30). Firni tak memungkiri hingga saat ini dirinya masih rajin memanfaatkan layanan sebagai peserta JKN, salah satunya untuk persalinan kedua buah hatinya beberapa tahun silam.
“Saya sudah menjadi peserta JKN sejak lama, terdaftar sebagai peserta mandiri kala itu. Nah karena suami berprofesi sebagai Sekretaris Desa, maka kepesertaan saya beralih status sebagai istri,” terang Firni.
Firni menceritakan pengalamannya memanfaatkan JKN di tahun 2019 dan 2022, ketika ia melahirkan anak pertama dan keduanya melalui persalinan normal. Kala itu, Firni rajin mengunjungi bidan dengan membawa buku KIA dan kartu JKN miliknya. Hal tersebut membuatnya merasa santai saat menjelang proses persalinan.
“Selama kehamilan alhamdulillah dimudahkan ini, saya juga melakukan Ultasonografi (USG) sesuai saran bidan. Tidak ada biaya yang saya keluarkan selama kontrol kehamilan sampai saat melahirkan dan dua-duanya normal,” cerita Firni, Senin (01/08/2022).
Firni mengakui, ia tidak bisa menyepelekan dan memandang sebelah mata manfaat Program JKN. Karena saat ini, hampir semua persyaratan administrasi sudah mewajibkan untuk menyertakan kelengkapan kepesertaan aktif JKN.
“Kadang saat pertemuan ibu-ibu PKK di balai desa, saya juga sering menyinggung agar warga tidak luput dari penjaminan kesehatan Program JKN. Karena kadang masih banyak yang bingung, cara memakainya jika sakit gimana, pelan-pelan saya jelaskan ke mereka dan mereka mengerti,“ terang Firni.
Firni juga menyampaikan, melahirkan secara normal itu memang perkara mudah baginya, namun jika tidak menjadi peserta JKN, tentunya biaya pengobatan pun akan membuat beban.
“Awalnya memang saya berniat saat kontrol kehamilan, USG dan melahirkan dengan biaya sendiri saja, karena jika melahirkan itu sesuka hati saya mau dimana. Tapi setelah saya pikir lagi, wah berat juga ya biayanya, akhirnya JKN menjadi pilihan utama,” cerita Firni.
Di keluarga besarnya di Surabaya, Firni juga sering memberikan edukasi, agar rajin untuk cek data aktif kepesertaan melalui Mobile JKN.
“Karena saya melihat Mobile JKN ini praktis ya dan menghemat waktu tidak perlu datang ke kantor BPJS Kesehatan. Fitur didalamnya juga sudah banyak membantu. BPJS Kesehatan semakin lama semakin luar biasa. Semoga Program JKN ini tidak berhenti sampai disini, bisa terus membersamai masyarakat Indonesia,” tutup Firni. (Pras/Red)