Bojonegoro, sidik nusantara – Senin (30/08) dini hari, tepatnya pukul 23.00 WIB, Suprapti dibuat panik karena Aila sang cucu tercinta mengalami dehidrasi dengan gejala muntah, diare dan lemas. Saat itu juga Suprapti membawa Aila ke Rumah Sakit Aisyiyah (RSA) Bojonegoro untuk segera mendapatkan penanganan dan pertolongan. Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menjadi pilihan Suprapti untuk meringankan beban biaya pengobatan yang ia yakini bahwa layanannya mudah dan cepat. Suprapti sangat bersyukur Aila dapat ditangani dengan baik oleh pihak rumah sakit tanpa membeda-bedakan kelas perawatan.
“Terus terang saya merasakan cemas karena Aila lemas dan muntah-muntah terus. Alhamdulillah menuju RSA, saya dan menantu langsung menuju ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan Aila mendapatkan penanganan yang cepat dan cekatan dari petugas. Beruntungnya menantu saya pun sudah mengaktifkan Aplikasi Mobile JKN sehingga saat mendaftar pada petugas di IGD tinggal menunjukkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) nya saja secara digital. Cukup mudah ya layanan BPJS Kesehatan sekarang ini,” terang Suprapti dengan nada lega.
Suprapti tidak dapat membayangkan manakala Aila cucunya belum terdaftar menjadi peserta JKN saat itu. Kondisinya saat itu yang membutuhkan 5 kantong infus agar dapat kembali stabil tentunya akan memakan biaya yang tak sedikit.
“Cucu saya ini kan sudah lemas dan perutnya buncit karena hampir seharian belum buang air kecil. Nah, penanganan di IGD di RSA ini memang luar biasa cepat sehingga cucu saya ini benar-benar dapat merasakan kemudahan layanan JKN di Rumah Sakit Aisyiyah (RSA) Bojonegoro. Tidak berapa lama setelah di IGD, mungkin hanya sekitar 10 menit karena memang menantu saya harus melakukan pendaftaran dulu secara administrasi, alhamdulillah Aila mendapatkan kamar rawat inap,” papar Suprapti.
Selama kurun waktu 3 hari rawat inap di rumah sakit, Suprapti merasakan jika sang cucu, Aila tidak di bedakan dengan peserta lainnya. Ia pun mengaku bersyukur jika petugas dengan ramah dan cekatan menangani Aila dengan baik hingga ia pun berkurang rasa paniknya. Suprapti juga menceritakan jika menantunya aktif mengikuti informasi-informasi terbaru yang disampaikan oleh BPJS Kesehatan. Menurutnya, Rania sang menantu kerap menggunakan kartu JKN digital saat berobat di fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
“Kebetulan menantu saya setiap harinya sebagai ibu rumah tangga saja dan suaminya dinas di luar kota. Namun Rania dan keluarga kecilnya ini sudah menjadi peserta JKN sejak tahun 2020. Dulu saat ia hamil pun sampai melahirkan Aila, layanan JKN tak pernah dilupakan. Ia sangat mempercayai bahwa Program JKN dapat memberikan ketenangan, kemudahan dan kenyamanan saat digunakan untuk memberikan keringanan untuk berobat karena sudah tidak perlu mikir lagi tentang biaya,” jelas Suprapti.
Pada BPJS Kesehatan, Suprapti berharap agar layanan Program JKN yang sudah baik dan memberikan perlindungan kesehatan pada seluruh masyarakat khususnya di Kabupaten Bojonegoro ini untuk dipertahankan bahkan ditingkatkan.
“Terima kasih banyak BPJS Kesehatan, cucu saya Aila dapat tertangani dengan baik, cepat dan dimudahkan. Tidak dapat saya gambarkan perasaan saya jika seandainya Aila belum menjadi peserta JKN, biaya pengobatan yang cukup besar pasti akan menjadi pemikiran kami sekeluarga. Semoga BPJS Kesehatan dapat selalu memberikan manfaat yang seluas-luasnya sampai kapan pun. Jangan merasa sekarang ini kita dianugerahi sehat lalu tidak membutuhkan JKN. Intinya sedia payung sebelum hujan dan doanya supaya sehat selalu ya,” tutup Suprapti. (Tris/Red)