Sehat dan Bahagia dengan Layanan JKN yang Memuaskan

Bojonegoro, sidik nusantara – Menjadi istri seorang pilot pesawat tempur di kesatuan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) harus memiliki sehat jiwa dan raga. Apalagi jika sang suami menjalankan tugasnya dan harus meninggalkan keluarga dalam waktu yang lama. Namun hal ini tidak menjadi kendala bagi Nugraheni Fadjrin Alfarah (30) untuk selalu bersemangat dalam menjalani hidup. Terlebih ibu dua orang anak ini telah rutin menerapkan pola hidup sehatnya sebelum menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

“Rajin olah raga dan mengonsumsi makanan yang sesuai dengan empat sehat lima sempurna itu sungguh menyenangkan dan membahagiakan. Untuk olah raga yang rutin saya lakukan selain lari pagi hampir setiap hari, juga melakukan angkat beban di tempat salah satu kebugaran. Tidak ada yang sulit jika kita punya kemauan dan mau mencobanya. Di sisi lain tentu kami bersyukur, karena telah menjadi peserta JKN dari kepesertaan suami saya di kesatuan. Aplikasi Mobile JKN juga sudah saya manfaatkan saat melakukan skrining riwayat kesehatan. Paket komplit layanan JKN ini, sehat dan sakit selalu dalam layanannya,” jelas Farah saat ditemui, Senin (14/10).

Hobi yang membuat Farah sehat jasmani dan rohani ini tentu sangat didukung penuh oleh suaminya. Farah menuturkan, biasanya saat ia sedang berolahraga angkat beban, suaminya jarang mendampingi karena bertugas. Namun ada instruktur dan beberapa teman ada di tempat tersebut untuk bersama-sama olah raga. Ia pun berdoa agar senantiasa diberi kesehatan meski telah menjadi peserta JKN.

“Menurut saya, sakit itu tidak enak dan membuat beban keluarga. Jadi walaupun setiap hari aktivitas tetap adalah mengantar jemput anak sekolah, namun kesehatan tetap harus dijaga. Tidak hanya olah raga saja, namun juga pikiran yang positif dan hati yang bahagia mampu membuat kita selalu sehat,” tutur Farah.

Farah pun menceritakan jika ia pernah menggunakan layanan JKN saat melahirkan kedua anaknya. Ia tidak mengelak, jika saat menggunakan layanan JKN sangat membantunya dari segi biaya. Suami Farah pun sangat mengapresiasi Program JKN yang telah memberikan layanan yang cepat, mudah dan setara bagi pesertanya yang berasal dari seluruh lapisan masyarakat.

“Awalnya saat melahirkan dulu, saya ragu untuk menggunakan layanan JKN. Takut jika tidak diperhatikan oleh dokter dan perawat. Namun suami meyakinkan jika dengan layanan JKN tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Saat itu oleh pihak administrasi rumah sakit, kami hanya diminta menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) saja dan langsung dilayani. Padahal suami sudah menyiapka beberapa berkas fotocopy jika diminta untuk persyaratan administrasi,” ungkap Farah.

Persalinan yang berjalan sangat lancar tersebut untungnya tidak membuat Farah menjalani rawat inap dalam waktu lama. Hanya dua hari saja ia menjalani rawat inap sebelum akhirnya ia dan bayinya diperbolehkan pulang. Sepanjang mengakses layanan kesehatan dengan memanfaatkan JKN, Farah merasa tidak pernah sekalipun diperlakukan berbeda oleh pihak fasilitas kesehatan.

“Saat itu melahirkan memang ada sedikit penyulit ya, sehingga jalan tengahnya dokter harus melakukan induksi. Setelah beberapa kali dirangsang agar terjadi pembukaan, akhirnya sang buah hati dapat lahir dengan selamat. Tidak ada perbedaan layanan saat menggunakan layanan JKN. Pihak rumah sakit memperlakukan kami dengan baik. Terima kasih banyak BPJS Kesehatan, semoga layanannya makin memuaskan,” kata Farah mengakhiri perbincangan. (Tris/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *