Bojonegoro, sidik nusantara – Optimis pelaku usaha kerajinan bisa mendunia, Bojonegoro jadi tuan rumah Rapat Koordinasi dan Gathering Asosiasi Handicraft Jawa Timur (6/8). Acara ini dihadiri langsung oleh Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah, dan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Bojonegoro, Cantika Wahono.
Sebagai organisasi yang menaungi para pelaku usaha kerajinan di Jawa Timur, Asosiasi Handicraft Jawa Timur menghadirkan 100 peserta yang terdiri dari perwakilan pengurus dan anggota dari seluruh Koordinator Wilayah se-Jawa Timur. Dengan dukungan dari Zahida Painting (Galeri usaha kerajinan milik warga Bojonegoro) yang menjadi representasi Bojonegoro dalam asosiasi dan berperan aktif dalam mensukseskan acara ini.
Dalam sambutannya, Ketua Dekranasda Bojonegoro, Cantika Wahono menyampaikan pentingnya peningkatan kapasitas pelaku usaha kerajinan melalui pelatihan-pelatihan yang relevan, berkelanjutan, dan adaptif terhadap kebutuhan zaman.
“Diperlukan pelatihan yang memadai bagi para pelaku usaha, salah satunya di bidang handicraft, agar hasil produknya tidak hanya bertahan, tetapi juga terus berkembang dan berinovasi. Dengan begitu, kita bisa menjangkau pasar yang lebih luas, bahkan hingga ekspor ke mancanegara,” tegasnya.
Ia juga menambahkan bahwa pemanfaatan teknologi dan platform digital menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi pengembangan produk kerajinan saat ini. Akses terhadap informasi, tren pasar global, dan promosi digital merupakan alat penting yang perlu dikuasai oleh para pengrajin agar tetap relevan dan kompetitif.
Sementara itu, Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah dalam sambutannya menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Bojonegoro untuk terus mendukung tumbuh kembang sektor UMKM, termasuk lini usaha handicraft yang memiliki potensi besar sebagai penggerak ekonomi lokal.
“Kami di Pemkab Bojonegoro memberikan perhatian serius terhadap inovasi yang lahir dari tangan-tangan kreatif pelaku usaha lokal. Ini bukan hanya tentang produk, tapi juga tentang membuka ruang kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menjadikan kerajinan sebagai sumber pendapatan yang berkelanjutan,” ujarnya.
Wabup juga mengapresiasi peran strategis Asosiasi Handicraft Jawa Timur sebagai wadah kolaboratif yang mampu menghubungkan antar pelaku usaha, memperkuat jaringan, dan menciptakan ruang bertumbuh bersama bagi pengrajin khususnya di Kabupaten Bojonegoro dan Jawa Timur.
Kegiatan Rapat Koordinasi dan Gathering ini tak hanya menjadi ajang temu kangen antar anggota asosiasi, namun juga ruang strategis untuk membangun sinergi, bertukar ide, dan merancang langkah-langkah inovatif ke depan agar industri kerajinan tangan semakin berkembang.
Dengan semangat kolaborasi, Bojonegoro tidak hanya menjadi tuan rumah dalam artian tempat, tapi juga menjadi tuan rumah dalam semangat: menyambut ide-ide segar, merawat passion sekaligus membuka lapangan kerja, dan memperkuat ekonomi lokal melalui karya dari tangan-tangan yang penuh daya juang. (Red)