BATU,Sidik Nusantara – Melalui proses panjang SDN O1 Tulungrejo (ESTUSA) Bisa (Berkarakter, Intelektual, Sosialisasi, Budaya dan Agamis) yang berada di Kec.Bumiaji, Kota Batu ini telah berhasil menorehkan prestasi gemilang dengan meraih penghargaan Adiwiyata Mandiri dari KLH (Kementrian Lingkungan Hidup), yang di selenggarakan di TMII (Taman Mini Indonesia Indah) kamis 11 Desember 2025.
Artinya, pencapaian ini menjadi kisah inspiratif tentang ketekunan dan optimisme, mengingat status Adiwiyata Nasional sekolah tersebut sempat hampir mati atau dapat dibilang “Hidup Segan Mati Tak Mau” sejak tahun 2014.

“Perjalanan menuju Adiwiyata Mandiri ini dimulai dengan kondisi yang penuh tantangan, dikarenakan status Adiwiyata Nasional yang telah dimiliki sekolah ini sejak lama hampir di cabut oleh KLH 2023 alasannya sempat kadaluarsa,” tutur Kepala ESTUSA Bisa, Supriyanto, SPd, Senin (15/12/2025).
Menurutnya, sebagai pemantik semangat untuk mempertahankannya maka kita sadar bahwa status Adiwiyata Nasional ini terancam akan dicabut.
“Ini menjadi cambuk bagi kami untuk segera berbenah, bahkan kita menargetkan melompat lebih tinggi ke Adiwiyata Mandiri,” ucap guru senior ini, sembari nada optimis.
Dijelaskan olehnya, tim persiapan Adiwiyata Mandiri ini dibentuk oleh Kepa Sekolah bersama seluruh dewan guru, yang mempunyai semangat tinggi. Mereka bekerja keras dengan menyiapkan komponen data yang dibutuhkan, mengingat grade atau penilaian Adiwiyata Mandiri yang dibutuhkan mencapai angka 95.
“Membentuk tim yang solid, dan fokus utama yang kami tanamkan kepada siswa dan guru adalah kepedulian terhadap lingkungan agar menjadi lingkungan yang bersih dan nyaman,” bebernya.
Tantangan lain yang dihadapi tim adalah, terkait biaya yang tidak sedikit untuk memenuhi kebutuhan Adiwiyata Mandiri, akhirnya sekolah mencari solusi finansial dengan mencari sponsor dari wali murid yang mempunyai DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri)
“Alhamdulillah, responnya sangat baik para wali siswa mensuport penuh dan tidak kalah penting guru – guru sekolah juga mendukung kebijakan yang kami ambil. Tentunya sinergi ini menjadi modal kami untuk lolos verifikasi,” papar Supriyanto
Berkat modal optimisme serta kerja keras tim dan dukungan dari wali siswa, serta kesadaran lingkungan yang ditanamkan secara konsisten kepada seluruh siswa sekolah akhirnya ESTUGa berhak menyandang gelar Adiwiyata Mandiri.
“Semua suka duka terkait biaya dan kerja keras terbayar lunas, ketika kami menerima undangan penghargaan Adiwiyata Mandiri. Ini adalah salah satu bukti bahwa kerja keras dan kemauan tidak mengkhianati dari pada hasil. Ini merupakan bentuk dari kepedulian yang telah kita tanamkan bersama,” garcepnya, sembari tenang.
Dia juga berharap, semoga budaya lingkungan ini tetap berlanjut dan terus lestari, bukan sekedar penghargaan saja, sebab lingkungan adalah jantung dunia supaya siswa dapat belajar dengan baik dan nyaman.
Penulis : Arman
Editor: Akasa Putra








