BATU,Sidik Nusantara – SMP Negeri 04 Kota Batu, (SNEMBA) Maju saat ini kembali menunjukan terobosan barunya dalam dunia pendidikan dengan menerapkan metode aplikasi (SIRIDAKOBA) Sistem Informasi Riset,Inovasi dan Data Kota Batu.
Ketua Restitusi In Call, Elisa Mariyana Magenani SPd menuturkan, inovasi ini yang didukung sepenuhnya oleh Kepala Sekolah Henu Lismiyati Spd.
“Inovasi ini secara khusus di rancang sebagai Model Sekolah Restitusi yang mengedepankan pembentukan karakter, penyelesaian konflik secara konstruktif, dan membangun kembali hubungan siswa, sekolah – olah hanya berfokus pada hukuman,” tutur guru muda berprestasi ini penuh semangat, Jumat (12/12/2025).

Waka Kurikulum ini juga menegaskan, artinya menuju pada inovasi sekolah yaitu Restitusi in Call (riset, edukasi, saling berbagi dan inspirasi untuk SNEMBA sukses dalam inkuiri kolaboratif) sebagian berikut;
1. Dasar Hukum dan Landasan Konseptual
Pengembangan kompetensi guru di SMPN 4 Batu dilaksanakan berdasarkan landasan hukum
yang kuat dan konsep Merdeka Belajar.
1. Dasar Hukum Utama:
a. Pembukaan UUD 1945
b. Undang-Undang Dasar 1945
c. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menekankan pentingnya pengembangan mutu pendidik.
d. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2018 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah, yang menyebutkan tugas Kepala Sekolah dalam melakukan supervisi dan pengembangan profesionalisme guru.
e. Peraturan Dirjen GTK Kemendikbudristek No. 0340/B/HK.01.03/2022 tentang Komunitas Belajar, yang menggarisbawahi peran Komunitas Belajar dalam peningkatan kompetensi.
2. Landasan Konseptual:
a. Hasil Rapor Pendidikan: Data akurat Rapor Pendidikan digunakan sebagai basis pengambilan keputusan (Evidence-Based Policy), memastikan program relevan dengan kebutuhan nyata sekolah.
b. Konsep Komunitas Belajar (KomBel): Mengubah paradigma pelatihan guru dari top-down menjadi peer-to-peer learning, selaras dengan semangat kolaborasi
dalam Kurikulum Merdeka.2. Permasalahan yang Dihadapi (Akar Masalah) Kegiatan “Restitusi” berupaya mengatasi dua permasalahan utama yang terungkap melalui Rapor Pendidikan SMPN 4 Batu:
● Kualitas Pembelajaran Belum Optimal: Indikator Rapor Pendidikan menunjukkan bahwa
kualitas pembelajaran masih sedang atau berwarna kuning. Kualitas pembelajaran ini
menunjukkan tingkat kualitas interaksi antara guru, peserta didik, dan materi pembelajaran dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Penerapan metode
pembelajaran yang aktif, inovatif, dan berdiferensiasi (berpusat pada murid) belum merata di semua guru. pembelajaran cenderung didominasi oleh metode konvensional.
● Kurangnya Budaya Refleksi Kolektif: Guru belum terbiasa berbagi praktik baik dan merefleksikan proses pembelajaran secara kolaboratif dan terstruktur, sehingga siklus perbaikan (Plan-Do-See) tidak berjalan efektif.
3. Isu Strategis yang Diangkat
a. Isu Global: Menjembatani Kesenjangan Kompetensi Abad ke-21 Di panggung dunia, isu utama yang direspon adalah Kesenjangan Kompetensi Abad ke-21. Pembelajaran masa depan menuntut penguasaan literasi digital, kreativitas, dan kolaborasi, yang hanya dapat difasilitasi oleh guru yang inovatif. RESTITUSI IN CALLbmenjawab tantangan ini dengan mengalokasikan waktu mingguan untuk Eksplorasi Metode Mutakhir, memastikan guru-guru siap mengajarkan keterampilan global yang relevan. Dari Konvensional Menuju Kompetensi Global: RESTITUSI IN CALL Menciptakan Guru Inovator Digital Abad ke-21.”
b. Isu Nasional: Mendorong Implementasi Kurikulum Merdeka Berbasis Bukti Implementasi Kurikulum Merdeka dan penerapan Kebijakan Berbasis Bukti
(Evidence-Based Policy). Program ini memanfaatkan Rapor Pendidikan sebagai landasan wajib, mengubah data (indikator Kualitas Pembelajaran yang ‘Kuning’) menjadi aksi nyata. Dengan memperkuat Komunitas Belajar, RESTITUSI IN CALL menjadi model best practice dalam menindaklanjuti data secara terstruktur dan kolaboratif. Tagline Nasional: “Mengubah Data Menjadi Aksi Transformasi: RESTITUSI IN CALL adalah
Pilar Komunitas Belajar Mandiri Berdasarkan Rapor Pendidikan.”
c. Isu Lokal: Merestorasi Kualitas Pembelajaran dari Akar Masalah Pada level lokal, fokus tertuju pada dua akar masalah spesifik SMPN 4 Batu: Kualitas
Pembelajaran yang Belum Optimal dan Kurangnya Budaya Refleksi Kolektif. Inovasiutama program ini, Siklus Bulanan Terstruktur (Analisis Data ,Eksplorasi Metode, Lesson Study), secara wajib dan konsisten memaksa guru untuk keluar dari metode konvensional. Melalui Lesson Study dan Peer Coaching, RESTITUSI IN CALL secara
sistematis membangun learning culture yang akuntabel dan menyempurnakan praktik mengajar secara horizontal.Tagline Lokal: “Refleksi Kolektif, Hasil Nyata: RESTITUSI IN CALL, Solusi Wajib dan Terstruktur untuk Mengubah Teori Menjadi Kelas
Berdiferensiasi.” Jadi fokus utamanya adalah transformasi Kualitas Pembelajaran Berbasis Data Rapor Pendidikan melalui Siklus Belajar Reflektif yang Konsisten. Seperti: meningkatkan kapabilitas guru dalam mengimplementasikan metode/model/strategi
pembelajaran mutakhir (baik digital maupun non-digital) dan menciptakan mekanisme umpan balik dan perbaikan berkelanjutan melalui Lesson Study dan Berbagi Praktik Baik.
4. Tahapan Inovasi (Siklus mingguan Terstruktur)
Inovasi utama adalah struktur siklus Komunitas Belajar yang terjadwal setiap Jumat mulai pukul
13.00 WIB s.d 15.00 WIB, memecah pengembangan kompetensi menjadi tahapan yang saling
menguatkan. Kegiatan ini di jadwalkan sebagai berikut: Minggu ke- Agenda Kegiatan Fokus Tahapan Inovasi
1. Rapat Dinas dan Evaluasi
Data Tahap Orientasi & Analisis: Memastikan program
tetap fokus pada akar masalah Rapor Pendidikan.
2. Peningkatan Metode/Model/Strategi Pembelajaran
Tahap Input & Eksplorasi: Guru mendapatkan
pengetahuan dan keterampilan baru (digitalisasi kelas,
diferensiasi).
3. & 4. Berbagi Praktik Baik (Batik) dan Lesson Study
Tahap Implementasi & Refleksi Kolektif: Guru mempraktikkan, merefleksikan, dan menyempurnakan
RPP bersama-sama.
5. Keunggulan dan Kebaharuan Inovasi
Keunggulan program “Restitusi” terletak pada dua aspek:● Keunggulan (Keberhasilan): Konsistensi jadwal (setiap Jumat mulai pukul 13.00 s.d
15.00) dan penamaan yang filosofis (“Restitusi” dari “Akar Masalah”) menciptakan rasa
urgensi dan kepemilikan kolektif di antara guru. KomBel ini bersifat wajib dan
terintegrasi dengan tugas dinas.
● Kebaharuan (Inovasi): sebelumnya belum terbentuk komunitas belajar di SMPN 04 Batu.
Kemudian di bentuk komunitas belajar pendidik SMPN 04 Batu sebagai jawaban dari
akar masalah hasil analisis rapor sekolah. Sejak terbentuknya Kombel restitusi solusi
permasalahan didiskusikan terjadwal antara lain pelatihan digital/non-digital di Minggu
ke-2, dan siklus Lesson Study yang terstruktur di Minggu ke-3 dan ke-4. Ini memastikan
bahwa pengetahuan yang diterima langsung ditransformasikan menjadi aksi nyata di
kelas dan dievaluasi oleh rekan sejawat.
6. Metode Pembaharuan (Mekanisme Change Management)
Pembaharuan dilakukan melalui pendekatan kolaboratif dan berbasis coaching, bukan hanya
instruksi:
● Penerapan Lesson Study: Menggunakan siklus Plan-Do-See-Reflect sebagai mekanisme
utama perbaikan. Guru tidak hanya diajari teori, tetapi difasilitasi untuk mengobservasi
dampak teori tersebut pada siswa secara langsung, lalu bersama-sama menyusun rencanadl
perbaikan.
● Model Peer-Coaching (Berbagi Praktik Baik): Guru-guru yang telah mahir (Guru
Penggerak/Guru Inovatif) bertindak sebagai coach dan berbagi praktik baik secara
horizontal, mempercepat adopsi inovasi tanpa harus bergantung pada narasumber
eksternal.
● Integrasi Teknologi: Pengembangan difokuskan pada pemanfaatan alat digital (misalnya,
platform asesmen formatif, slide, dll)
“Pemaparan inovasi sekolah ini merujuk pada pendekatan disiplin positif, tujuan utamanya untuk menciptakan kondisi bagi peserta didik untuk memperbaiki kesalahan mereka dan kembali ke lingkungan sekolah dengan karakter yang lebih kuat,” ucap guru berjilbab ini, sembari ramah.
Dia tunjukkan, manfaat dari inovasi ini untuk menumbuhkan disiplin positif serta memulihkan diri dari kesalahan dan fokus pada solusi serta dapat menguatkan karakter yang baik menciptakan lingkungan inklusif.
“Secara singkat Restitusi untuk mendidik siswa fokus pada perbaikan dan pembangunan kembali hubungan dan komunitas sekolah,” bebernya.
Sementara itu, Kepala SNEMBA Kota Batu, Henu Lismiyati SPd, juga menambahkan, RESTITUSI IN CALL (Riset Edukasi, Saling Berbagi, dan Inspiratif Untuk Snemba Sukses dalam Inkuiri Kolabotatif) adalah upaya inovatif dari SMPN 04 Batu untuk mengatasi permasalahan kualitas pembelajaran yang belum optimal dan Kurangnya budaya Refleksi Kolektif.
“Kegiatannya berupa penerapan lesson study, model Peer-Coaching (Berbagi Praktik Baik) dan Integrasi Teknologi yang bersifat wajib diikuti oleh seluruh guru disetiap hari Jumat siang. Diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan mendorong terciptanya budaya refleksi kolektif,” pungkasnya.
Penulis: Arman.
Editor: Akasa Putra.








