Bojonegoro – Perhutani Bojonegoro meraih penghargaan Piagam Malowapati Bidang Percepatan Peningkatan Kesejaheraan Masyarakat di Kawasan Hutan dari Pemkab Bojonegoro. Penghargaan tersebut diberikan karena kontribusi perhutani dalam upayanya melakukan pemberayaan masyarakat desa hutan yang disinergikan dengan program Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dalam pembangunan masyarakat
Penghargaan diserahkan langsung oleh Bupati Bojonegoro, Anna Muawanah pada upacara peringatan Hari Jadi Kabupaten Bojonegoro ke 342 dan Hari Jadi Provinsi Jawa Timur ke 74 yang digelar di Alun-alun Bojonegoro, Minggu, (20/10/2019).
Bupati Bojonegoro, Ana Muawanah pada kesempatan tersebut menyampaikan, bahwa Kabupaten Bojonegoro berkomitmen menjalankan dua pilar pembangunan yakni Ngayomi dan Ngopeni.
“Ngayomi dalam pembangunan diarahkan dengan memberi perlindungan, rasa aman dan rasa tenteram bagi semua. Sedangkan Ngopeni, dalam arti bahwa aparatur pemerintah berkomitmen untuk menjaga, merawat, melayani rakyat, dan melaksanakan pembangunan berdasarkan skala prioritas pada prinsip kerakyatan dalam mewujudkan kesejahteraan,” kata bupati Anna Mua’wanah.
Dua pilar tersebut, lanjut bupati, diwujudkan dalam Sapta Dasa Kridha 17 prioritas pembangunan yang semua difokusan untuk menurunkan angka kemiskinan, mengurangi pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Sementara itu Administratur Perhutani Bojonegoro, Dewanto usai menerima penghargaan Malowati mengucapkan terimakasih kepada Bupati Bojonegoro Anna Muawanah dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di wilayah kerjanya.
“Di wilayah kami ada 70 LMDH dari 54 Desa di Kabupaten Bojonegoro. Lembaga inilah yang secara administratif melakukan kerjasama kemitraan dengan Perum Perhutani dalam aktivitas pengelolaan sumberdaya hutan,” kata Dewanto.
LMDH, lanjut Dewanto, juga aktif memfasilitasi masyarakat untuk menumbuh-kembangkan budaya dan tradisi pengelolaan sumberdaya hutan di lahan-lahan desa.
Dewanto menambahkan bahwa, Perhutani Bojonegoro dalam pengelolaan hutan bersama masyarakat telah memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar hutan.
“Tercatat pada musim tanam tahun 2018/2019 atau musim tanam kedua, masyarakat yang memanfaatkan lahan Perhutani seluas 7.208,52 ha yang ditanami dengan tanaman padi seluas 1.144 ha, jagung 6.029 ha, kacang-kacangan 4 ha dan tanaman empon-empon seluas 31,52 ha,”terang Dewanto.
Menurut dia, dengan adanya penghargaan ini akan menjadikan penyemangat bagi kami untuk mewujudkan Profit, Planet, People (3P) secara berkelanjutan, utamanya kegiatan sosial (people) yang merupakan bagian dari pembangunan masyarakat.(Lex/red).