Ciptakan Generasi yang Sehat Menuju Indonesia Maju dengan Program 1000 GPS

Bojonegoro – Pemerintah melalui Dinas Kesehatan mempunyai inovasi program “1000 GPS” yaitu 1000 Gerakan Penanganan Stunting yang merupakan gerakan upaya perbaikan gizi dan kesehatan dimulai dari 1000 Hari Pertama Kehidupan yang dimulai sejak kehamilan sampai anak usia dua tahun.

Stunting sendiri adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan.

Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Salah satu masalah kekurangan gizi yang masih cukup tinggi di Indonesia terutama adalah masalah pendek (stunting).

Stunting dapat terjadi sebagai akibat kekurangan gizi terutama pada saat 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) yaitu masa kehamilan sampai anak usia 24 bulan. Akibat kekurangan gizi pada 1000 HPK akan bersifat permanen dan sulit untuk diperbaiki di masa selanjutnya. Dalam rangka upaya percepatan penurunan stunting di Bojonegoro,

Plt. Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro dr. H. A Hernowo menyampaikan bahwa, untuk kelancaran dan keberhasilan program “1000 GPS” diperlukan komitmen bersama antara Kepala Daerah dan OPD terkait,

“Untuk itu Dinas Kesehatan bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan hari ini, Rabu (23/10) melaunching “Program 1000 GPS/ 1000 Gerakan Penanganan Stunting” di Desa Sidobandung, Balen dengan tema (Cegah Stunting, Budayakan Germas, Generasi Sehat, menuju Indonesia Maju),” kata dr. H. A Hernowo.

Dia mengatakan bahwa, gerakan ini di launching langsung oleh Bupati yang didampingi oleh Dandim 0813, Kepala Bakorwil Bojonegoro, Ketua TP PKK.

“Tujuan gerakan ini adalah untuk Menurunkan Prevalensi Balita Stunting di Kabupaten Bojonegoro melalui komitmen bersama dan kerjasama semua stakeholder yang ada di Kabupaten Bojonegoro,” Jelas Hernowo.

Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan dr. Fitry Munira, menambahkan bahwa berbagai upaya telah dilakukan Pemkab Bojonegoro. Upaya tersebut diantaranya pemberian TTD (Tablet Tambah Darah) kepada anak dan remaja sejak Sekolah Dasar, SLTP hingga SLTA.

“Hal tersebut adalah upaya mencegah status gizi perempuan saat menikah tidak KEK (Kekurangan Energi Kronis). Menurutnya Status gizi untuk calon ibu hamil, ibu hamil dan ibu menyusui sangat penting bagi pertumbuhan anak, sehingga harus diberikan makanan tambahan,” kata dr. Fitry Munira.

Sementara itu Bupati Bojonegoro, DR. Hj. Anna Mua’wanah menambahkan, perlu adanya langkah bersama yang selaras dan terorganisir untuk memaksimalkan usaha menurunkan stunting di Bojonegoro.

“Hal ini berkaitan pembangunan SDM unggul, menciptakan generasi yang sehat menuju Indonesia Maju, maka kita harus bergerak cepat”. Pungkas Bupati Bojonegoro.(Lex/red).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *