Bojonegoro, sidik nusantara – Sebagai seorang wanita karir yang menjabat sebagai Kepala Sub Bagian Hukum dan Sumber Daya Manusia (SDM) Komisi Pemiihan Umum (KPU) Kabupaten Madiun sekaligus seorang ibu dengan dua orang anak membuat Tri Wahyu Listyaningrum (41) merasakan telah banyak manfaat layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang baginya tidak berbelit-belit. Dirinya menceritakan, pada tahun 2018, dirinya sempat menjalani rawat inap karena demam berdarah.
Awalnya Wahyu meyakini, dengan mengonsumsi ramuan tradisional bisa menyembuhkan penyakitnya. Namun semakin lama bintik merah di badannya menjadi bertambah. Beruntung layanan yang diberikan Program JKN membantu pengobatannya tanpa mengeluarkan biaya sepeserpun.
“Gejala yang pertama kali muncul adalah demam, bintik merah muncul serta muntah. Saat itu pas saya sedang silaturahim keluarga di Bojonegoro sebenarnya saya sudah merasa tidak enak badan. Karena sudah tidak kuat, saya langsung dilarikan ke RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro. Setelah cek di laboratorium rumah sakit, saya dinyatakan demam berdarah dan harus rawat inap,” tutur Wahyu, Jum’at (15/07/2022).
Awalnya, dirinya menolak untuk rawat inap, dan minta pulang ke Magetan. Namun karena kondisi tidak memungkinkan, akhirnya ia menjalani perawatan di Bojonegoro.
“Tahun 2018 itu saat saya masih bertugas di KPU Magetan dan alhamdulillah, walaupun kepesertaan JKN saya bukan terdaftar di kabupaten Bojonegoro, namun karena ini bisa dikatakan emergency maka bisa menggunakan layanan JKN. Ini pengalaman menarik tentang layanan JKN yang bisa saya ceritakan pada teman-teman saya di kantor,” ucap Wahyu.
Saat itu cukup beberapa lama ia di RSUD Sosodoro untuk memulihkan tenaga. Terdaftar sebagai peserta JKN kelas 1 segmen Pekerja Penerima Upah (PPU), tak lantas membuat Wahyu ingin naik kelas saat rawat inap.
“Bukan karena rumah sakitnya penuh dan tidak mendapat kamar, namun saya sudah merasa nyaman saat menempati hak kelas rawat inap kelas 1. Ruangan juga bersih, petugas juga ramah serta dokter juga rajin observasi,” pungkasnya.
Selama ini, ia mengira jika layanan JKN hanya bisa dinikmati peserta yang terdaftar dimana ia berdomisili. Ia tak menyangka, dengan lintas kabupaten atau kota jika terjadi emergency atau rawat jalan biasa, layanan JKN tetap memberikan kemudahan bagi pesertanya.
“Saya doanya selalu sehat saja dan lebih baik mengiur setiap bulannya untuk yang membutuhkan. Apalagi ada kerabat saya yang saat ini di RSUD Sosodoro juga masih rawat inap karena gagal ginjalnya yang masih membutuhkan berkantong-kantong darah untuk transfusi. Luar biasa BPJS Kesehatan, layanan primanya dapat saya nikmati walau tidak didomisili saya tinggal. Semoga sampai nanti layanan JKN ini tetap bisa dinikmati oleh masyarakat luas,” tutupnya. (Tris/Red)