Surabaya, sidik nusantara – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur (Jatim), segera melakukan seleksi pelatih, untuk tim Puslatda proyeksi Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024, di Aceh dan Sumatera Utara (Sumut).
Rencananya, seleksi ini akan dilakukan langsung oleh tim pembinaan dan prestasi (Binpres) KONI Jatim.
“Nanti akan ada tes pelatih, biar yang masuk bukan pelatih kaleng-kaleng. Fungsi pelatih kan melatih, biar menjadi lebih baik mulai dari skill, kompetensinya dan juga attitude-nya. Kalau gak ada perubahan di atlet, berarti gak fungsi pelatih ini,” ungkap Ketua KONI Jatim, M Nabil, Jumat (23/7/2022).
Adapun beberapa kriterianya, kata Nabil, saat ini masih disusun oleh Tim Binpres. Dan Minggu depan, kriteria ini sudah jadi. Sehingga menjadi buku panduan. Apabila sudah jadi, KONI akan memanggil terlebih dahulu setiap pengurus cabang olahraga (cabor), akhir Juli ini.
“Kita akan minta cabor mempresentasikan kesiapan menghadapi Puslatda. Siapa pelatihnya, siapa atletnya, proyeksinya apa dan dasarnya apa memasukkan atlet itu harus jelas,” tuturnya.
Sebelum merekrut atlet, KONI Jatim akan melakukan seleksi atau tes terhadap pelatih yang sudah direkomendasikan pengprovnya.
“Seperti apa materi tes, untuk para pelatih ini. Tentunya yang paling utama, adalah bagaimana dia bisa mempresentasikan program latihan, yang bakal diterapkan terhadap atlet puslatda. Pelatih harus punya program, dan semua harus tertulis. Disusun jadi buku panduan.”
Terkait perekrutan atlet, ia mengatakan, KONI Jatim memprioritaskan kepada para peraih medali di PON Papua lalu untuk masuk puslatda. Namun, akan dikonfirmasi ulang karena ada yang pindah daerah atau bahkan pensiun.
Selain itu, setiap cabor juga diminta menyiapkan pelapis atlet yang ada dengan melakukan seleksi mandiri.
“Setelah didapat nanti kan direkomendasikan ke KONI. Nanti kita akan tes ulang. Meliputi tes kesehatan, tes fisik dan tes psikologi,” jelas Nabil.
Meski sudah masuk Puslatda, kata Nabi, atlet tidak dijamin bisa berlaga di PON. Karena, akan dilakukan format promosi degradasi. Apabila, ada atlet Puslatda yang hasil tesnya atau hasil kejuaraan jelek, maka bisa diganti dengan atlet lain yang lebih potensial peraih medali. (Guh/Red)