Bojonegoro, sidik nusantara – Kelahiran sang buah hati yang telah berada di dalam kandungan selama kurang lebih sembilan bulan adalah salah satu momen yang ditunggu-tunggu. Pasien persalinan khususnya peserta Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) mengaku puas dengan pelayanan yang diberikan baik secara normal maupun melalui operasi caesar.
Hal ini dirasakan oleh Hartini (28). Pasalnya di hari tersebut, ia telah melahirkan buah hatinya dengan cara persalinan sesar di Rumah Sakit Aisyiyah (RSA) Bojonegoro. Perempuan asli Desa Pilangsari, Kalitidu Bojonegoro ini sebelumnya telah mengalami keguguran untuk kedua kalinya.
“Alhamdulillah, masih di berikan kepercayaan oleh Allah. Saya bisa menimang anak saya ini dalam keadaan sehat dan BB nya 2.9 Kg,” ujar Hartini.
Dengan berbekal KIA dan kartu kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) segmen Penerima Bantuan Iuran Daerah (PBI-D), Hartini rajin menyambangi bidan di Puskesmas tempatnya terdaftar untuk memeriksakan kandungannya. Namun karena semakin mendekati hari perkiraan lahir (HPL) semakin dekat dan terdeteksi hasil tensi tinggi, maka oleh bidan ia dirujuk ke RSA Bojonegoro.
“Akhirnya Sabtu 6 Agustus 2022 pagi, saya menempati UGD RSA Bojonegoro. Dan dengan dibantu oleh suami, kami mendaftar untuk kelengkapan administrasi proses persalinan. Sekali lagi, kami menempati sesuai kelas, biaya gratis dan tidak terdapat perbedaan pelayanan, petugasnya ramah-ramah semuanya,” terang Hartini.
Saat itu hartini sempat merasa panik, sebab terindikasi air ketuban akan habis karena tensinya yang masih tinggi. Dokter langsung memberi tindakan dengan operasi sesar guna menyelematkan bayi dan ibunya.
”Akhirnya Sabtu siang itu dilaksanakan operasi sesar dan alhamdulillah bayi perempuan saya telah lahir dengan selamat,” cerita Hartini.
Hartini menyampaikan rasa terima kasihnya pada BPJS Kesehatan. Ia tak menyangka bahwa kepesertaan JKN yang ia terima dari desanya tersebut dapat memberikan rasa nyaman saat melahirkan.
“Tahu sendiri kan ya, jika melahirkan apalagi saat terjadi persalinan sesar dan tidak mempunyai JKN, maka pasti besar sekali biayanya. Tidak mengapa untuk saat ini saya terdaftar sebagai peserta JKN yang di biayai oleh daerah, itu sudah merupakan anugerah buat saya dan suami,” kata Hartini.
Hartini dan suaminya juga telah mempunyai layanan Mobile JKN dan telah mengunduhnya untuk memperlancar akses informasi data kepesertaan.
“Saya dan suami kan masih beda KK ya, masing-masing masih mengikuti KK orang tua. Jadi sekarang karena sudah bisa akses Mobile JKN, bisa selalu melihat riwayat kesehatan juga termasuk setelah rawat inap ini. Terima kasih banyak ya BPJS Kesehatan,“ tutup Hartini. (*/Red)