Bojonegoro, sidik nusantara – Sebagai pemilik perusahaan penyedia barang, Briliana Yunita (32) telah terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sejak tahun 2017. Ke lima pegawainya pun sudah ia daftarkan menjadi peserta JKN. Wanita asli Bojonegoro tersebut tidak pernah bosan menyuarakan manfaat JKN pada sanak keluarganya yang belum terdaftar.
“Kepesertaan JKN ini kan wajib untuk semua segmen juga sebagai persyaratan guna perpanjangan izin usaha melalui aplikasi Online Single Submission (OSS) di Dinas Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Alhamdulillah badan usaha saya telah terdaftar JKN, jadi ya mudah,” jelas Brili.
Brili menuturkan tidak ada ruginya menjadi peserta JKN, karena ia sudah membuktikannya saat harus menjalani rawat jalan tanpa mengeluarkan biaya sepeser pun. Ia memaklumi jika di Puskesmas mengalami antre, karena hampir semua masyarakat sudah menggunakan JKN.
“Kita kan tidak tahu ya jika sakit itu datangnya kapan, punya uang atau tidak untuk biaya berobat. Nah, sejak karyawan telah terdaftar semua, tentunya saya juga tenang karena ada yang menjamin kesehatannya melalui JKN, apalagi sekarang ada layanan digital antrean online melalui Mobile JKN jadi tidak perlu menunggu lama di Puskesmas,” tutur Brili.
Ia pun bercerita bahwa ayahnya yang kini berusia 58 tahun sangat membutuhkan alat kesehatan berupa kacamata. Terdaftar sebagai peserta JKN segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) kelas 1, Brili mengajak ayahnya untuk berobat di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) untuk selanjutnya mendapatkan layanan di rumah sakit karena mendapatkan rujukan.
“Setelah dari Puskesmas karena mendapatkan rujukan maka kami menuju poli mata di rumah sakit. Selanjutnya diperiksa, mendapatkan resep kacamata dan disetujui oleh pihak poli untuk menuju optik yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Faktanya, administrasi dan alur yang kami tempuh tidak rumit seperti apa yang dipersepsikan,” jelas Brili.
Harapan untuk keberlangsungan dan pemerataan Program JKN juga disampaikan Brili. Ia menyampaikan agar masyarakat maupun pelaku usaha dapat segera memiliki JKN tidak pada saat sakit, namun saat sehat dapat menyumbangkan sebagian rezekinya bagi peserta JKN yang sedang dalam pengobatan berbiaya mahal.
“JKN ini kan sifatnya sosial ya, gotong-royong, yang sehat membantu yang sakit. Saya berdoanya semoga sehat selalu, agar iuran yang saya bayarkan setiap bulannya dapat meringankan beban bagi yang sakit. Tidak ada yang mudah di dunia ini, namun jika kita saling membantu maka semuanya akan dimudahkan juga oleh yang di atas,” tutup Brili. (*/Red)