Cicik : Terimakasih BPJS Kesehatan, Operasi Anak Mengalami Gejala Hidrosefalus Lancar Dan Aman

Bojonegoro, News43 Dilihat

Bojonegoro, sidik nusantara – Cicik Khumiati, salah satu warga Desa Punggulrejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban adalah salah seorang peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang telah memanfaatkan hak kepesertaannya untuk melakukan proses pengobatan sang buah hati yaitu Fayyola Chayra Allysia yang pada tahun 2021 mengidap penyakit hidrosefalus di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro.

Cicik merasa cemas, takut dan khawatir tentunya saat awal mula mengetahui anaknya mengidap penyakit tersebut, terlebih saat dokter mengatakan Fayyola harus menjalani operasi. Ia langsung tertegun dan berpikir keras dengan biaya pengobatan sang anak. Beruntung saat ia datang ke fasilitas kesehatan tempatnya terdaftar, ternyata biaya pengobatan dapat dijamin semuanya oleh layanan JKN. Saat itu juga, ia pun merasa lega dan bersyukur.

“Awal mulanya anak saya ini kan telat jalan dan selanjutnya merasakan demam. Akhirnya kami bawa ke fasilitas kesehatan terdaftar dan dirujuk ke RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro. Beribu-ribu doa kami panjatkan pada Sang Khaliq pemilik kehidupan ini agar anak saya selamat dan sehat kembali. Dokter dan perawat yang menangani anak saya ini memberikan pelayanannya yang luar biasa cekatan dan sabar,” terang cicik saat ditemui di kediamannya.

Cicik sadar, andaikan ia tidak menggunakan layanan Program JKN maka dapat dipastikan biaya yang dikeluarkan cukup fantastis. Menurutnya, layanan JKN ini bisa dikatakan jimat bagi keberlangsungan pengobatan sang buah hati tanpa mengeluarkan biaya sepeser pun. Cicik yang saat ini berprofesi sebagai guru Madarasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 2 di Kabupaten Tuban ini sudah terdaftar sebagai peserta JKN kelas 1.

“Saat itu apabila tidak memiliki kartu BPJS Kesehatan maka biaya operasi bisa mencapai lebih dari Rp 13 juta. Proses administrasi di rumah sakit juga tidak berbelit, cukup menunjukkan kartu BPJS Kesehatan atau Kartu Tanda Penduduk (KTP), identitas anak saya sudah muncul untuk proses awal pendaftaran,” papar Cicik.

Cicik tidak menampik bahwa berita yang ia dengar tentang layanan JKN kurang memuaskan. Hal tersebut berhembus dari cerita dan kabar saling berkabar dari beberapa rekannya. Ia pun sempat ciut nyali manakala akan menggunakan layanan JKN untuk kesembuhan sang anak kala itu.

“Ternyata semua kekhawatiran tidak terjadi dan operasi berjalan dengan lancer. Saya juga tidak mau kehilangan informasi mengenai kehebatan layanan digital Mobile JKN terutama agar saat kontrol tidak lagi mengalami antri. Nah, setelah saya unduh melalui Smartphone, ternyata saya bisa memonitor langsung tentang riwayat kesehatan anak saya. Wah, BPJS Kesehatan ini luar biasa sekali,” jelas Cicik.

Cicik menceritakan jika saat ini sang anak, Fayyola tumbuh dengan sehat dengan terapi yang diberikan oleh dokter pasca operasi. Baginya, sang buah hati dapat tumbuh dengan sehat tidak hanya mengandalkan terapis saja namun juga perjuangan keras kedua orang tuanya untuk menjadi lebih baik. Cicik menganggap, layanan JKN tidak dapat dipandang sebelah mata. Ia tak bosan memberikan informasi kebaikan tentang JKN pada kerabatnya.

“Kadang dicibir begitu ya saat menceritakan manfaat tentang layanan JKN karena mereka belum mengerti apa yang pernah saya rasakan. Tidak patah semangat, saya tunjukkan aplikasi Mobile JKN yang didalam nya berisi menu-menu yang hampir 99% sangat mewakili kita sebagai peserta JKN tidak perlu lagi antre di kantor BPJS Kesehatan. Baru mereka menjadi berpikir , ternyata kemudahan layanan JKN bukan isapan jempol belaka,” tutup Cicik. (*/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.