Bekali Kreatifitas, Warga Binaan Lapas Bojonegoro Ikuti Pelatihan Membatik

Bojonegoro, News279 Dilihat

Bojonegoro, sidik nusantara – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Bojonegoro, terus berupaya melakukan pembinaan dengan meningkatkan kreatifitas dan keterampilan warga binaannya, salah satu langkah yang dilakukan diantaranya memberikan pelatihan membatik, Rabu (03/05/2023).

Meski didalam penjara, warga binaan Lapas Bojonegoro diberi kesempatan untuk mendapatkan ilmu membatik, agar nantinya setelah bebas warga binaan tersebut dapat mempunyai bekal ilmu yang bisa digunakan setelah keluar dan kembali berbaur kepada masyarakat.

Kepala Seksi Kegiatan Kerja Lapas Kelas IIA Bojonegoro, Subiyanto mengungkapkan, tidak hanya membatik warga binaan Lapas Bojonegoro juga diberikan pelatihan menjahit, untuk membatik sendiri sudah berjalan selama kurang lebih lima tahun. Untuk pemasaran produk batik ini masih lingkup internal, seperti pegawai Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kanwil Kumham) Jawa Timur, tak hanya pegawai saja, bagi masyarakat yang menginginkan juga bisa membeli dan mendapatkan batik produksi warga binaan tersebut.

“Batik Jatim Pasti Hebat yang dipakai oleh pegawai Kanwil Kumham Jatim merupakan karya dari warga binaan kami, tak hanya itu, seluruh pegawai UPT Kanwil Kumham Sulawesi Utara pun juga membeli batik dari hasil karya warga binaan Lapas Bojonegoro ini,” ungkapnya.

Untuk harga juga bervariasi, tergantung motif dan teknik dalam membatik, paling murah harga Rp.130.000 hingga Rp150.000. Ada juga yang paling mahal antara harga Rp400.000 hingga Rp500.000.

“Yang paling murah biasanya bermotif sederhana dan menggunakan teknik cap, untuk yang paling mahal motifnya biasanya agak rumit dan menggunakan teknik canting,” ungkap Subianto.

Para warga binaan, juga sering kali memproduksi batik motif Bojonegoroan seperti Thengul dan Daun Jati.

Sementara itu, Menurut salah satu warga binaan yang juga ikut memproduksi batik, sebut saja Hadi mengatakan, kegiatan membatik ini sangat berguna dan membantu bagi para warga binaan agar tidak jenuh dalam menjalani pidananya, selain untuk bekal nanti setelah keluar, kegiatan membatik juga bisa dikembangkan di luar nantinya.

“Jadi nanti kita setelah keluar tak hanya keluar begitu saja. Namun, dengan membatik ini bisa menjadi bekal untuk nanti setelah keluar dan bisa dikembangkan lagi,” katanya.

Ia menambahkan, dalam proses pembuatan batik menggunakan teknik cap, dalam dua hari kemungkinan sudah selesai, tetapi jika menggunakan teknik canting proses dua buah kain saja bisa memakan waktu hingga satu minggu. (*/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *