Bojonegoro, sidik nusantara – Makna keberadaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tidak dapat dilupakan begitu saja oleh Rony Bachtiar Fauzi (40). Ia merupakan Kepala Seksi Kesejahteraan Desa Simbatan, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro. Menurutnya, layanan JKN telah membantu meringankan beban biaya pengobatan anak keduanya Aqeel Tsany Fauzi, saat menjalani rawat inap karena demam yang cukup tinggi. Malam itu Rony membawa Aqeel ke Unit Gawat Darurat (UGD) di rumah sakit terdekat agar sang anak segera mendapatkan pertolongan. Rony mengaku bersyukur, karena sejak lima tahun terakhir menjadi peserta JKN, ternyata layanan kesehatan sangat mudah, cepat dan memuaskan.
“Saya sebenarnya panik melihat kondisi Aqeel yang saat itu gejalanya mengalami panas dingin, padahal demam tinggi sampai menggigil. Alhamdulillah saya sekeluarga telah terdaftar menjadi peserta JKN. Sementara anak saya langsung ditangani oleh dokter dan perawat yang jaga malam itu, saya mengurus administrasi rumah sakit. Lalu saya pun dibuat takjub dengan kecepatan petugas rumah sakit yang hanya meminta saya untuk menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) tanpa disuruh untuk fotokopi berkas-berkas apapun. Ternyata mudah sekali layanan JKN sekarang, tidak ribet seperti dulu,” ujar Rony, Kamis (01/02).
Rony juga menceritakan dokter dan perawat yang memberikan penanganan begitu gesit dan cepat. Sang anak yang kebetulan juga takut sekali dengan jarum suntik, malam itu terlihat tenang saat dokter dan perawat memberikan penanganan.
“Anak saya ini umurnya 6 tahun dan biasanya ia takut dengan jarum suntik, apalagi jika diinfus. Mungkin karena pembawaan dokternya yang ramah dan tenang, membuat anak saya tidak takut. Sejujurnya saya sejenak berpikir saat anak saya sakit dan menggunakan layanan JKN. Takutnya tidak diperhatikan dan dibeda-bedakan dengan pasien lainnya. Namun hal itu tidak terjadi sama sekali sehingga kami sekeluarga merasakan puas menggunakan layanan JKN,” tutur Rony.
Menjalani rawat inap selama hampir empat hari di rumah sakit, akhirnya kondisi Aqeel berangsur membaik. Ia kemudian diperbolehkan pulang dengan catatan tetap harus menjalani kontrol rutin sesuai dengan hari dan tanggal yang telah ditentukan untuk dievaluasi perkembangan kondisinya oleh dokter.
“Setelah menjalani rawat inap, kami pun harus kembali lagi ke rumah sakit untuk kontrol. Beruntungnya lagi, Aplikasi Mobile JKN telah kami unduh. Kami sering menggunakannya saat akan mengambil nomor antrean secara online, tinggal klik saja di menunya. Tidak ribet dan sangat memudahkan peserta JKN sehingga tidak perlu lama untuk menunggu antrean di Puskesmas maupun rumah sakit,” ungkap Rony.
Rony tidak menyangkal jika dulu layanan JKN sangat membuatnya sering naik darah saat ia akan melakukan operasi hernia. Menurutnya, dahulu layanan JKN yang terlalu berbelit-belit dan tidak menenangkan psikis pasien. Petugasnya pun dinilai Rony kurang bersikap ramah. Namun seiring dengan berjalannya waktu, ia melihat sendiri layanan JKN sudah jauh berubah menjadi lebih baik, profesional, dan berpihak pada peserta.
“Saya berharap fasilitas kesehatan di Kabupaten Bojonegoro ini mampu melayani layanan kesehatan pada masyarakat dengan setara. Apalagi Kabupaten Bojonegoro telah mencapai Universal Health Coverage (UHC). Terima kasih pula kami sampaikan pada Pemerintah Kabupaten Bojonegoro yang telah menjamin hampir seluruh penduduknya ke dalam Program JKN. Semoga kita semua dianugerahi kesehatan sehingga Program JKN ini manfaatnya dapat membantu pada mereka yang sakit, terutama yang membutuhkan biaya mahal dan jangka waktu pengobatannya panjang,” ujar Rony. (Tris/Red)