Bojonegoro, sidik nusantara – Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Bojonegoro mengaku kecolongan dengan kasus asusila yang menimpa 8 siswa di Madrasah Ibtidaiyah (MI), bahkan keberadaan asrama yang aktivitasnya diklaim sembunyi-sembunyi.
“Sudah saya marahi habis-habisan yayasannya. Apalagi asramanya sembunyi-sembunyi,” ungkap Kepala Kemenag Bojonegoro, Abdul Wakhid.
Dia mengatakan, jika program asrama yang dijalankan oleh salah satu MI favorit di Bojonegoro tersebut tidak memiliki izin resmi dari Kemenag.
“Kami sudah ratusan kali menggelar pembinaan. Dan pesan-pesan itu (asusila) saya sampaikan,” tukasnya.
Ditanya apakah ada sanksi terhadap MI tersebut, Wakhid mengaku jika sanksi merupakan wilayah Kanwil.
“Sudah saya laporkan Kanwil kasus ini, dan senin kami akan gelar rapat darurat termasuk ponpes,”lanjutnya.
Sikap kecolongan Kemenag terhadap kasus asusila di MI kemungkinan karena tidak menjalankan tusi sebagaimana mestinya.
Seperti diketahui publik, selama ini Kemenag Bojonegoro gencar mengikuti kegiatan yang digelar oleh DMI dan BKMM seperti pasar murah. Tidak itu saja, Kemenag Bojonegoro juga memberi himbauan kepada seluruh lembaga dan siswa untuk ikut serta acara pesta ulang tahun Persibo di alun-alun. Acara tersebut terdapat konser musik dangdut. (Tris/Red)