Bojonegoro, sidik nusantara – Anita Lina Wati (36) tidak menyangka jika layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) memberikan keringanan biaya berobat ayahnya. Ayahnya, Karji (76), mengalami sakit lambung sejak setahun terakhir. Selama hampir seminggu, Karji harus menjalani rawat inap di rumah sakit. Nita sangat bersyukur jika ia tidak mengeluarkan biaya sama sekali saat di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) maupun di rumah sakit. BPJS Kesehatan memberikan pelayanan pada pesertanya dengan baik dan tidak membeda-bedakan.
“Jika tiga tahun yang lalu saya sekeluarga belum terdaftar menjadi peserta JKN, tentu saat ayah rawat inap biaya yang dikeluarkan banyak. Apalagi saat ini ayah masih sering kontrol ke FKTP dan tentu memanfaatkan layanan JKN. Penyakit lambung ayah saya ini awalnya terjadi karena pola makan yang tidak teratur. Karena setiap hari ayah juga masih rutin menarik becak, jadi mungkin sesempatnya saja untuk mengisi perut,” tutur Nita pada Sabtu (21/09).
Nita juga menceritakan saat berobat ke fasilitas kesehatan, ia hanya diminta petugas untuk menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) saja. Ia pun sangat berterima kasih pada petugas rumah sakit yang membuatnya mudah menggunakan layanan JKN.
“Saat masuk ke Unit Gawat Darurat (UGD) malam itu, tubuh ayah mengalami panas, dingin dan lemas. Langsung saja saya bawa ke rumah sakit yang terdekat dengan rumah dan kebetulan telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Wajar jika agak antre sedikit untuk mendapatkan kamar inap karena hampir semua yang sakit menggunakan layanan JKN. Tidak ada keluhan yang dirasakan ayah. Dokter dan perawat juga rutin untuk mengunjungi dan memeriksa keadaan ayah saya,” ujar ibu dua anak ini.
Selanjutnya setelah kondisi kesehatan Karji sudah pulih, dokter pun tetap mewajibkannya untuk kontrol rutin. Kini pengobatan hipertensi Karji sudah berjalan hampir tiga bulan. Nita mengungkapkan bahwa layanan JKN masih setia menemani dan membuat ia sekeluarga tidak terbebani faktor finansial ketika perlu mengakses layanan kesehatan.
“Agar tidak menunggu lama di fasilitas kesehatan untuk mengantar ayah kontrol, saya menggunakan antrean online di Aplikasi Mobile JKN. Memang benar, sambil menunggu anak sekolah, saya bisa mengambil antrean secara online tanpa harus datang ke fasilitas kesehatan. Kebetulan antreannya juga tidak banyak sehingga bisa cepat untuk konsultasi ke dokter,” tutur Nita.
Nita juga menceritakan jika saat ini Karji, ayahnya mengalami penyakit hipertensi. Karena itulah, setiap bulan Karji wajib untuk minum obat yang telah diresepkan oleh dokter. Nita berharap Program JKN dapat selalu melindungi warga di Kabupaten Bojonegoro. Ia juga sangat bersyukur karena hampir seluruhnya masyarakat di Kabupaten Bojonegoro telah terdaftar menjadi peserta JKN.
“Obat yang rutin diminum pun juga lumayan banyak sehingga pasti biayanya juga mahal kalau tidak mengandalkan layanan JKN. Beruntung, ayah selalu patuh pada saran dokter dan menjaga pola hidup sehatnya. Ternyata kesehatan adalah harta yang paling utama untuk diri sendiri. Saya berharap saat tua nanti selalu sehat,” ujar Nita.
Ia pun mengingatkan agar masyarakat yang belum menjadi peserta JKN agar segera memiliki jaminan kesehatan tersebut selagi masih sehat. Menurutnya, jika terlanjut sakit dan belum terdaftar menjadi peserta JKN, tentu bisa sangat memberatkan dan membuat panik.
“Terutama masalah biaya apalagi jika setiap bulannya masih harus kontrol. Jangan sampai telat untuk membayar iurannya agar kepesertaan JKN selalu aktif. Walaupun setiap bulan penghasilan tidak menentu, namun untuk membayar iuran JKN tetap menjadi prioritas. Dengan biaya yang terjangkau, tentu bisa dibilang luar biasa sekali layanan JKN,” ujar Nita. (Tris/Red)