Bojonegoro, sidik nusantara – Nadine Callysta Shafir (20) bersyukur telah terdaftar menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional(JKN). Mahasiswa jurusan Bahasa Jerman ini tentunya tidak perlu khawatir lagi seandainya sakit. Baginya, dengan memanfaatkan layanan JKN, biaya pengobatan yang semakin mahal akan dapat teratasi. Terlebih saat periksa ke faskes, ia hanya memanfaatkan Aplikasi Mobile JKN. Dengan hanya menunjukkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) digital, Nadine pun langsung dapat dilayani. Ia juga dapat mengakses fitur-fitur yang ada di Aplikasi Mobile JKN guna mendapatkan informasi.
“Sekarang ini layanan JKN jauh sangat memuaskan dan memudahkan. Jika dulu saat berobat harus melampirkan beberapa berkas untuk kelengkapan. Sekarang tinggal menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) sudah langsung dapat dilayani. Terlebih dalam fitur Aplikasi Mobile JKN terdapat KIS digital yang juga dapat digunakan untuk berobat. Ditambah menu antrean online sangat membantu kita sebagai peserta JKN agar tidak antre lama menunggu di faskes,” terang Nadine, (Jumat 09/05).
Nadine juga menceritakan jika antrean online dapat ia akses dimana saja. Sehingga tidak mengganggu waktu sesi akademiknya.
“Saat ini memang saya dan orang tua pisah domisili. Saya di Surabaya sedangkan orang tua di Kabupaten Bojonegoro. Sehingga beberapa waktu lalu saat sakit, antrean online sangat membantu. Tinggal mengakses dari rumah kos, nomor antrean berobat ke faskes terinformasi. Jadi jangan ragukan lagi jika sudah menjadi peserta JKN, segera unduh Aplikasi Mobile JKN,” tuturnya.
Selanjutnya, Nadine pun menegaskan jika ia dan keluarga tidak pernah terlambat membayar iuran. Karena saat sakit dan layanan JKN tidak dapat dimanfaatkan tentu akan berdampak biaya pengobatan yang besar.
“Jumlah iuran JKN saya dan keluarga yang setiap bulan dibayarkan tentu masih sangat terjangkau. Kebetulan ada keluarga yang rutin menggunakan layanan JKN setiap bulan untuk berobat. Obat yang rutin di minum setiap bulan tidak boleh terlambat. Dan pengobatan rutin itu sudah berjalan hampir tiga tahun. Tentu biaya pengobatannya tanpa menggunakan layanan JKN sangat banyak,” ceritanya.
Sebagai seorang mahasiswa, Nadine tidak ingin enggan untuk meningkatkan pola hidup sehatnya. Ia terus berupaya agar kesehatannya dapat membantunya untuk menyelesaikan studinya.
“Pasti sedih saat sakit dan jauh dari orang tua. Terlebih jika telah memasuki waktu ujian dan harus tepat waktu menyelesaikannya. Karena jika sudah sakit maka aktivitas saya menjadi terganggu. Walaupun sudah menjadi peserta JKN namun tidak serta merta mengabaikan olah raga. Makan yang teratur, tidak hanya mengkonsumsi yang disuka namun yang diperlukan oleh tubuh,” katanya.
Nadin yang mempunyai hobi melukis ini sangat yakin jika layanan JKN mampu meningkatkan kepuasan pesertanya. Termasuk saat ia akan pindah faskes, tinggal mengakses saja melalui Aplikasi Mobile JKN.
“Bagi saya saat ini, layanan JKN telah mampu memuaskan pesertanya. Misalkan, saat itu saya akan merubah faskes tingkat pertama. Karena di Aplikasi Mobile JKN ada fitur untuk perubahan data peserta dan saya manfaatkan. Sehingga tanpa harus datang ke kantor BPJS Kesehatan terdekat, hal itu bisa dilakukan. Cukup mudah, tidak ribet, cepat dan bulan depan jika sakit sudah dapat digunakan pada faskes terbaru,” urai Nadine.
Nadine juga berharap jika program JKN dapat terus meningkatkan layanannya. Ia pun meyakini jika masyarakat telah banyak yang mendaftar menjadi peserta JKN.
“Saya rasa tidak ada asuransi sosial seperti layanan JKN ini. Untuk semua jenis penyakit, asalkan sesuai dengan indikasi medis, pasti dijamin. Dalam Aplikasi Mobile JKN pun ada fitur pengaduan layanan JKN. Sehingga jika berobat dan menemui kendala, bisa menyampaikan di fitur Aplikasi Mobile JKN tersebut. Semoga BPJS Kesehatan lebih bagus layanannya dan masyarakat semakin percaya akan manfaatnya yang luar biasa,” tutup Nadine. (Red)