Bojonegoro, sidik nusantara – Doris Habibatul Ilah (46), ibu dari tiga orang anak yang mempunyai banyak sekali kesibukan. Wanita asli dari Kabupaten Bojonegoro ini berprofesi sebagai Manager di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) BTM Dinas Nasyiah 1 Bojonegoro.
Ditemui di sela-sela kesibukannya, Doris bercerita bahwa ia dan seluruh anggota keluarganya pun telah terdaftar menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Tak lupa, Doris juga memahami hak dan kewajibannya saat ia memanfaatkan layanan JKN. Termasuk Doris pun menyadari jika estetika atau usaha kecantikan adalah salah satu hal yang tidak dapat memanfaatkan layanan JKN.
“Mempunyai gigi yang putih, bersih dan merata tentu menjadi impian setiap orang. Saya pun ingin mewujudkannya dengan memanfaatkan layanan JKN. Saat itu saya pun yakin jika layanan JKN dapat menjamin. Saya pun datang ke kantor BPJS Kesehatan terdekat untuk mendaftar menjadi pesertanya. Petugas yang ramah dan komunikatif membuat saya merasa nyaman. Selanjutnya berbekal dengan persyaratan yang ditentukan, akhirnya saya pun menjadi peserta JKN,” tuturnya, Rabu (17/06).
Selanjutnya, Doris pun mendengarkan penjelasan dari petugas beberapa pelayanan yang dijamin maupun yang tidak dijamin. Ia pun sedikit kaget karena usaha meratakan giginya ternyata tidak dapat memanfaatkan layanan JKN.
“Ternyata usaha meratakan gigi adalah salah satu layanan JKN yang tidak dapat dijamin. Dengan seksama saya mendengarkan penjelasan petugas karena hal tersebut termasuk dalam estetika atau kecantikan. Beruntung sekali saya mengetahui dari awal daripada tidak sama sekali. Saya pun menyadari jika layanan JKN memang untuk kesehatan bukan untuk menjamin penampilan,” paparnya.
Ibu tiga orang anak ini juga mendapatkan penjelasan dari petugas BPJS Kesehatan tentang layanan gigi yang dijamin. Ia akhirnya semakin memahami untuk memanfaatkan layanan JKN sesuai dengan peruntukannya.
“Pelayanan gigi yang dijamin oleh layanan JKN juga sangat luar biasa. Adanya pengobatan gigi, tambal dan cabut gigi serta gigi palsu. Andaikan sakit gigi dan belum terdaftar menjadi peserta JKN tentu biaya yang dikeluarkan juga besar. Namun doa saya selalu sehat sehingga iuran yang saya bayarkan setiap bulan dapat bermanfaat. Selanjutnya usaha estetika untuk meratakan dan memutihkan gigi tentu saya urungkan. Layanan JKN akan saya gunakan sebaik-baiknya sesuai dengan manfaatnya,” tegas Doris.
Tak lupa, Doris kerap mengingatkan seluruh karyawannya jika sakit untuk memanfaatkan layanan JKN. Ia tidak menginginkan biaya pengobatan menjadi beban karyawan dan anggota keluarganya.
“Bersyukur sekali semua karyawan dan anggota keluarganya telah terdaftar menjadi peserta JKN. Pernah beberapa waktu yang lalu ada karyawan yang sakit dan telah memanfaatkan layanan JKN. Tanpa ribet dan antre lama di faskes, layanan JKN telah menjadi solusi yang terbaik. Semua biaya pengobatan dijamin penuh oleh layanan JKN. Sedia payung sebelum hujan mungkin itulah ungkapan yang paling tepat. Karyawan saya pun mengaku puas terhadap layanan JKN karena layanannya yang mudah dan cepat. Tinggal menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) sudah langsung dapat dilayani,” katanya.
Selanjutnya, Doris mengajak peserta JKN untuk meningkatkan pola hidup sehat. Ia menceritakan jika Skrining Riwayat Kesehatan ternyata mampu memantau kondisi kesehatan masing-masing pesertanya.
“Hidup sehat itu menurut saya harus diupayakan termasuk menjaga pola makan. Setiap hari, olah raga ringan harus saya upayakan. Tidak ada yang berat jika semuanya sudah dimulai dari niat. Sehingga cantik alami di usia senja dapat terwujud tanpa harus merubah bentuk aslinya. Apalagi setiap peserta JKN dapat memantau kesehatannya melalui Skrining Riwayat Kesehatan yang terdapat di Aplikasi Mobile JKN. Sehat saja sudah dijamin apalagi sakit. Terima kasih banyak BPJS Kesehatan, semoga semua masyarakat dapat menikmati layannya dengan sebaik-baiknya dan jangan lupa bahagia,” tutup Doris. (Red)