Guru Garda Terdepan: Retret Bela Negara Cetak Pendidik Berkarakter untuk Indonesia Emas 2045

Daerah, News, Pendidikan33 Dilihat

LAMONGAN,Sidik Nusantara – Sebanyak 84 Guru Aparatur Sipil Negara (ASN) dari berbagai sekolah dasar dan menengah pertama di Kabupaten Lamongan mengikuti Retret Bela Negara dengan tema “Membangun Peran dan Kesadaran Bela Negara Untuk Indonesia Emas”. Kegiatan intensif yang berlangsung selama dua hari, Sabtu hingga Minggu (15-16 November 2025) ini, digelar atas kerjasama Komando Distrik Militer (Kodim) 0812 Lamongan dengan Forum Kader Bela Negara (FKBN), menandai komitmen serius dalam membangun fondasi karakter bangsa sejak dari lingkungan pendidikan.

Kegiatan yang dipusatkan di Aula Kadet Soewoko dan Lapangan Makodim 0812 Lamongan ini bukan sekadar pelatihan biasa, melainkan sebuah retret atau perenungan yang dirancang untuk mengasah ulang jiwa, semangat, dan pemahaman para guru sebagai ujung tombak pembentukan generasi penerus.

*Hari Pertama: Membangun Fondasi Jiwa Kesatria dan Kebangsaan*

Hari pertama, Sabtu (15/11/2025), dibuka dengan proses registrasi dan pengecekan peserta pukul 10.00 WIB. Suasana langsung terasa khidmat saat para guru, mengenakan seragam putih-hitam, mengikuti Upacara Pembukaan yang dipimpin langsung oleh Komandan Kodim 0812 Lamongan. Upacara ini menjadi penanda dimulainya transformasi mental dari seorang pengajar biasa menjadi guru pejuang yang sadar akan tugas bela negaranya.

Dalam Sambutan dan Pengarahan Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah), ditekankan bahwa tantangan guru di era globalisasi tidak lagi sebatas mentransfer ilmu, melainkan juga membentengi siswa dari ancaman ideologi-ideologi yang merongrong Pancasila, bahaya narkoba, dan degradasi moral. Peran guru sebagai role model dan agen perubahan di masyarakat menjadi kunci utama.

*Materi pertama, “Kepemimpinan yang Berjiwa Bela Negara” yang disampaikan*

oleh Brigjen Purn (Purnawirawan) Aldian selaku Koordinator FKBN, menjadi pembuka wawasan yang mencerahkan. Beliau memaparkan bahwa jiwa kepemimpinan dan bela negara adalah dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. “Seorang guru adalah pemimpin di kelasnya, di sekolahnya, dan di masyarakatnya. Kepemimpinan yang berjiwa bela negara berarti memimpin dengan keteladanan, integritas, dan siap berkorban untuk kepentingan yang lebih besar, yaitu masa depan bangsa,” tegasnya.

Usai sholat dan coffe break, para guru diajak turun ke lapangan untuk mengikuti materi Peraturan Baris-Berbaris (PBB) yang dipandu oleh Kapten Kav Sumaji. Di bawah terik matahari sore, para guru dengan penuh semangat melaksanakan setiap aba-aba. Latihan ini bukan bertujuan untuk mencetak mereka menjadi prajurit, melainkan untuk melatih kedisiplinan, ketangkasan, kekompakan tim, dan kesigapan dalam merespons instruksi—nilai-nilai fundamental yang harus dimiliki seorang pemimpin.

Malam hari menjadi sesi yang paling krusial untuk penguatan konsep. Diawali dengan Pre-Test untuk mengukur pemahaman awal, para peserta kemudian dibanjiri dengan tiga materi inti secara beruntun.

Pertama, “Wawasan Kebangsaan” oleh Dandim 0812 Lamongan, Chusnu Yuli. Dengan gamblang, Dandim menjelaskan peta ancaman terhadap kedaulatan negara yang kini semakin kompleks, mulai dari perang siber, proxy war, hingga infiltrasi budaya yang mengikis rasa nasionalisme. “Bela negara di abad 21 tidak selalu berarti memanggul senjata. Menjaga ruang digital dari hoaks, mencintai produk lokal, dan mengajar dengan integritas adalah bentuk bela negara yang nyata,” ujarnya.

Materi kedua, “Pendidik yang Berjiwa Bela Negara” disampaikan oleh Kapten Arm Yusniady. Materi ini menyentuh hati nurani setiap peserta. Kapten Yusniady menekankan bahwa jiwa bela negara harus terinternalisasi dalam setiap tindak-tanduk edukasi. “Apakah kita sudah menjadi guru yang adil? Apakah kita menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap pelajaran? Itulah implementasinya. Mendidik dengan hati adalah bela negara,” serunya. (Wan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *