YUA Jatim Reboisasi Sumber Mata Air Desa Giripurno Dukungan Terus Mengalir

Budaya, Daerah, News43 Dilihat

BATU,Sidik Nusantara, Ketua NGO (Non Government Organization) YUA (Yayasan Ujang Aspal) Jawa Timur, yang diketuai Alex Yudhawan, mengadakan Bhakti Bumi, Rabu Pagi (6/11/2025), yang bertemakan “Lestarikan Sumber Mata Air Jaga Sumber Mata Air”

Dalam kesempatan itu, Alex Yudhawan, pada saat dilokasi penanaman pohon, kepada media mengatakan, dalam kegiatan ini kita tanam sebanyak ratusan pohon yaitu jenis karet kebo.

Ketua NGO YUA Jatim, Alex Yudhawan, saat menanam pohon.

“Tentunya YUA Jatim peduli akan sumber mata air khususnya yang di Kota Batu, bersama Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Malang, DPRD Kota Batu, DLH Kota Batu, DPUPR Kota Batu, Perumdam Among Tirto Kota Batu, Kesadaran Alamku Hijau Foundation, Organda Kota Batu, LBH No Viral No Justice Cak Sholeh Malang Raya, IMAKOBA, Masyarakat Umum, Sumber Mata Air Kijan, Sumber Mata Air Soyi, Kedung, Giripurno, Bumiaji,” ucapnya.

Artinya, penanaman ini merupakan sebuah kawasan konservasi, cagar alam, sumber daya alam adalah sebuah program kegiatan yang akan melibatkan masyarakat secara langsung dalam upaya konservasi alam untuk menjaga ketersediaan air bagi wilayah sekelilingnya.

“Menjaga kualitas udara, melestarikan dan mengambil manfaat dari alam yang bertujuan untuk mendorong tumbuhnya gerakan masyarakat untuk semakin mencintai lingkungan hidup,” tegas Alex.

Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Malang, melalui Palaksa Lanal Malang Letkol Laut (P) Mochammad Mustofa Wijaksono SH., M.Han, mengatakan hari ini dilaksanakan penanaman kurang lebih ada ratusan pohon yang ditanam.

Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Malang, melalui Palaksa Lanal Malang Letkol Laut (P) Mochammad Mustofa Wijaksono SH., M.Han,

” Tentunya kegiatan ini memiliki makna yang sangat mendalam, dengan menanam ratusan pohon hari ini bukan hanya sekedar simbol namun kelestarian alam dan kelangsungan sumber mata air yang menjadi penopang sumber kehidupan masyarakat sekitar,” katanya.

Selain itu, di Pangkalan Angkatan Laut (Lanal), turut memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga melestarikan lingkungan hidup, khususnya ekosistem yang berpengaruh langsung terhadap kehidupan masyarakat pesisir dan aliran sungai.

“Kami menyampaikan apresiasi dan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada pihak terkait yang telah menggagas kegiatan positif ini. Serta pada seluruh instansi serta masyarakat yang turut berpartisipasi, sinergi lintas yang menjadi kekuatan utama dalam membangun kesadaran kolektif, menjaga bumi kita bersama,” tandasnya.

Dia juga berharap, Pemerintah Desa Giripurno, masyarakat dengan adanya kegiatan ini tidak hnya berhenti sampe disini saja namun tetapi menjadi awal keberlanjutan dan memulihkan sumber daya alam di wilayah Kota Batu, khususnya Desa Giripurno.

“Mari kita jadikan bumi sebagai rumah yang layak dihuni oleh generasi hari ini dan generasi yang akan datang,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Desa Giripurno Suntoro, mengatakan terima kasih kepada Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Malang dan YUA Jatim yang sudah bergerak untuk melaksanakan penanaman pohon di wilayah Desa Giripurno.

“Alhamdulillah, saya ucapkan banyak terima kasih kepada seluruh elemen yang terlibat dalam pelaksanaan penanaman pohon di Desa Giripurno ini. Semoga dengan bantuan pikiran dan tenaga serta pohon yang ditanam, nantinya dapat bermanfaat bagi warga Desa Giripurno,” tandasnya.

Lebih jauh, Ketua Nasional Kesadaran Alamku Hijau Foundation, Fitri Hariyono mejelaskan, kegiatan penanaman pohon Bhakti Bumi “Lestarikan Sumber Mata Air, Jaga Sumber Mata Air” ini diartikan sebagai salah satu kegiatan yang mengatur antara kehidupan manusia dengan sumber daya alam, agar tercipta suatu kehidupan yang bisa dipertahankan dan dilestarikan, sehingga menjadikan lingkungan hidup yang bersih, indah, sehat.

Usai kegiatan penanaman pohon, pose bersama.

“Dengan melakukan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan dalam memelihara sumber daya alam, melindungi flora dan fauna yang terancam punah, melindungi dan menjaga ekosistem agar tetap indah, menarik, bersih, guna mempertahankan kualitas lingkungan agar tetap terjaga, dengan merawat, ekosistem alam serta memelihara proses ekologi dan keseimbangan ekosistem secara berkelanjutan,” bebernya.

Masih kata dia, pada saat ini banyak daerah di Indonesia mengalami dehidrasi lingkungan yang semakin menghawatirkan termasuk Kota Batu, sebagai penopang air utama di Jawa Timur.

“Banyak permasalahan lingkungan yang harus diselesaikan mulai dari pengelolaan lingkungan hidup sampai Ruang Terbuka Hijau (RTH), pencemaran sungai, pengelolaan sampah, hingga turunnya debit sumber mata air, pencemaran udara dari alat transportasi, hilangnya kawasan pertanian menjadi kawasan hunian, tidak seimbangnya antara penanaman pohon dengan penebangan pohon, berubahnya kawasan produktif menjadi kawasan beton,” pungkasnya. (Rij)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *