Bojonegoro, sidik nusantara – Berbagai program pelayanan Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bojonegoro mendapat apresiasi positif masyarakat. Apresiasi itu, salah satunya mengemuka dalam program siar radio SAPA! Malowopati FM, Selasa (15/8/2023). Warga mengaku merasakan langsung manfaat program-program Dinsos.
Dipandu penyiar Bung Arviesta, SAPA! Malowopati FM juga menghadirkan narasumber Kepala Dinsos Kabupaten Bojonegoro Arwan dan Sekretaris Dinsos Nuriski Imandari. Siaran SAPA! Malowopati FM dapat diikuti secara live YouTube Malowopati Radio dan interaksi langsung melalui nomor WhatsApp 08113322958.
Salah satu penerima manfaat Rumah Singgah di Surabaya, Yuliati asal Desa Sidodadi, Kecamatan Sukosewu menceritakan pengalamannya selama berada di Rumah Singgah. Katanya, ia merasa senang dan berterima kasih sekali dengan adanya Rumah Singgah Dinsos di Surabaya.
“Keluarga dulu ada yang sakit dan harus bolak-balik ke Surabaya. Kami sangat kesulitan tentang biaya penginapan. Dengan adanya Rumah Singgah di Surabaya, kami sangat terbantu. Banyak masyarakat yang belum banyak yang tahu. Saya di sini mengucapkan terima kasih banyak. Semoga masyarakat Bojonegoro yang berobat di Surabaya bisa semakin mengambil manfaat dan kesempatan tersebut dan lebih banyak yang terbantu,” ujarnya melalui sambungan telepon.
Dengan pelayanan dan fasilitas Rumah Singgah, Yuliati sangat puas dan merasa terbantu karena pelayanannya gratis, ramah, dan petugas sangat membantu dalam pelayanan informasi. Lokasinya juga dekat dengan Rumah Sakit Dr. Soetomo.
“Untuk masyarakat yang berobat ke Surabaya, dapat mengurus berkas ke Dinsos dan pasti sangat dibantu berkas-berkas atau prosesnya,” imbuhnya.
Adapun standar operasional pelayanan Rumah Singgah untuk 1 orang pasien, dan 1 orang anggota keluarga. Dengan fasilitas gratis 3 kali makan untuk 2 orang. Selain itu, tersedia 8 kamar dengan 2 single bed di masing-masing kamar. Tersedia pula kamar mandi, tempat cuci, dapur, serta ruang tamu.
Sementara untuk petugas, ada juru masak dan petugas kebersihan. Jika Rumah Singgah penuh, Dinsos juga menyediakan alternatif Rumah Singgah yayasan sekitar.
Sementara itu, dalam program SAPA Malowopati FM tersebut, juga terhubung dengan Mustamir, penerima bantuan kaki palsu dari Dinsos. “Alhamdulillah sangat bermanfaat dan membantu saya untuk beraktifitas. Terima kasih kepada Bupati Anna dan Kepala Dinas Sosial dan semoga selalu bermanfaat untuk saya dan warga,” ujar pria asal Desa Sambeng, Kecamatan Kasiman.
Tidak hanya kesan penerima manfaat, Hanif asal Desa Bendo, Kecamatan Kapas juga memberikan beberapa pandangan terkait program-program Dinsos yang telah berjalan. Menurut dia, permasalahan sosial sangat kompleks dan tidak bisa dilihat dari satu aspek.
Hanif berharap, terkait data PKH dan BPNT agar memaksimalkan verifikasi di tingkat musyawarah desa supaya tingkat objektivitas bisa dicapai. Selain itu, agar pemdes melibatkan semua stakeholder untuk menentukan kelayakan masyarakat yang pantas menerima bantuan.
Selain itu, pihaknya juga menyebut terkait PKH Graduasi. Pengembangan usaha dari pendamping ataupun Dinsos yang sudah dilakukan (misalnya, target 2-3 tahun graduasi PKH) sehingga dikatakan mampu secara ekonomi dan lepas dari bantuan.
Sementara itu, Kepala Dinsos Kabupaten Bojonegoro Arwan menjelaskan tugas utama Dinsos untuk pelayanan bagi Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS). Layanan yang diberikan ada sembilan (9). Pertama, layanan bantuan sosial (seperti PKH, penyandang cacat, kronis, disabilitas, bantuan kursi roda). Kedua, pengusulan Penerima Bantuan Iuran (PBI) daerah untuk BPJS Kesehatan. Ketiga, rekomendasi Kartu Indonesia Pintar (KIP). Keempat, rekomendasi 1 desa 10 sarjana. Kelima, rujukan pemanfaatan Rumah Singgah.
“Bojonegoro memiliki Rumah Singgah di Surabaya di mana jika ada masyarakat Bojonegoro yang memerlukan rawat jalan, tidak usah bolak-balik, tapi bisa singgah di Surabaya,” ujarnya.
Keenam, pendampingan anak yang berhadapan dengan hukum. Ketujuh, penanganan atau reunifikasi keluarga bagi anak jalanan, orang terlantar, gelandangan dan pengemis. Kedelapan, rekomendasi izin adopsi. Sembilan, penerbitan Surat Tanda Pendaftaran (STP) bagi Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) baik untuk anak maupun lansia.
Arwan menambahkan, program paling banyak yang dinikmati warga utamanya PKH. Data terbaru, ada sekitar 59.998 KK di 2023 awal. Adapun komponen PKH dalam 1 KK, ada ibu hamil, menyusui, balita, anak SD, SMP, SMA, lansia dan disabilitas.
Selain PKH juga ada BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai). Terkait BPNTD, lanjut Arwan, ada mekanisme yang harus dilalui setiap bulan untuk bansos. Pihak desa bisa melakukan perbaikan untuk mengusulkan ke pusat. Sebagai satu pertanggungjawaban harus ada musyawarah desa. Dalam pendataan, alurnya pertama dari desa lalu upload di SIKS-NG didukung dengan berita acara musyawarah desa untuk kelayakan. Dari situ Dinsos memverifikasi sampai ada pengesahan dari Bupati untuk diusulkan ke kementerian.
“Ada standar minimal yang pernah dicapai. Untuk BPNT, data Bojonegoro sudah 122.422 pernah terjangkau. jumlah ini signifikan dalam rangka untuk membantu masyarakat yang memang belum bisa memenuhi kebutuhan dasar. Saat ini sedang proses, bantuan kursi roda bagi yang membutuhkan. Tahun ini tuntas sekitar 2.300 orang akan terbantu kebutuhannya. Juga yang tidak terkaver BPNT pusat dikaver BPNT Daerah,” jelas Arwan.
Pihaknya berpesan pada masyarakat agar berkoordinasi/komunikasi/lapor pada desa karena setiap bantuan berbasis desa. Sementara bagi yang mampu seyogyanya mengerti prioritas kriteria penerima manfaat yang benar-benar berhak. (Tris/Red)