Bojonegoro, sidik nusantara – Angga Wahyu Pratama (30), warga Desa Ledok Wetan, Kecamatan Bojonegoro ini begitu kaget mendapati putra satu-satunya, Bima Abiyasa Pratama (3) mengalami kebocoran jantung sejak Agustus tahun 2023. Angga menceritakan awal mulanya Bima mengalami demam dan lemas sampai 39 derajat celcius dan ia pun langsung memberikan obat penurun panas dengan harapan kondisi menjadi lebih baik.
Setelah tiga hari ditunggu perkembangannya ternyata kondisi Bima belum membaik justru semakin lemas. Malam itu Angga bergegas membawa Bima ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) di rumah sakit yang terdekat dengan domisilinya. Beruntung, sejak tahun 2021 Angga dan keluarganya telah terdaftar menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sehingga pembiayaan pengobatan Bima menjadi ringan.
“Sebagai orang tua rasanya panik dan takut kalau anak saya tidak dapat tertolong karena ancamannya adalah nyawa. Selanjutnya di IGD, dokter dan perawat yang menangani dengan cekatan memasangkan infus karena dicurigai Demam Berdarah Dengue (DBD). Saya tidak merasakan pelayanan yang berbeda saat menggunakan layanan JKN, justru sekarang sangat mudah karena tinggal menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) saja sudah langsung dilayani. Saya bersyukur sekali BPJS Kesehatan semakin meningkat lebih baik layanannya,” terang Angga.
Di rumah sakit, Bima mendapatkan perawatan dengan baik, ramah dan cekatan oleh dokter dan perawat sehingga perasaan pun tenang. Sekali lagi Angga sangat bersyukur karena dengan melalui Program JKN selama menjalani rawat inap, ia tidak mengeluarkan biaya apapun.
“Kami sangat terbantu sekali, layanan BPJS Kesehatan meringankan, memudahkan dan melindungi. Selanjutnya Bima harus cek laboratorium seperti rontgen dan tindakan pemeriksaan untuk mengetahui apakah sudah terpapar Tuberkulosis (TBC) atau belum. Nah, akhirnya ketahuan jika Bima mengalami sakit infeksi paru-paru dan negatif TBC namun terjadi pembengkakan salah satu jantungnya sebelah kiri dan harus dilakukan pemeriksaan oleh dokter spesialis jantung,” papar Angga dengan sedih.
Empat hari rawat inap di rumah sakit, kondisi Bima mulai membaik dan dokter menemukan adanya kebocoran jantung serta hipertensi paru. Selanjutnya untuk memastikan kembali agar hasilnya akurat maka Bima harus menjalani Ekokardiografi atau USG Jantung.
“Untuk kontrol selanjutnya kami disarankan oleh dokter untuk melakukan USG jantung lagi dan lima hari selanjutnya kami kontrol ternyata hasilnya memang anak kami menderita jantung bocor sebesar 1 sentimeter. Karena Bima masih bawah lima tahun akhirnya kami harus dirujuk di rumah sakit di Kota Sidoarjo untuk mendapatkan tindakan yang lebih baik. Semua demi anak, apalagi sudah berbekal JKN, saya yakin diberikan kelancaran dan kemudahan,” terang Angga.
Sesampainya di rumah sakit di Sidoarjo, dokter pun dengan cepat merespon dengan menjadwalkan untuk pemasangan kateterisasi jantung. Sekali lagi, Angga menceritakan jika ia hanya bermodalkan surat rujukan dan KTP tanpa mengeluarkan biaya apapun.
“Pokoknya BPJS Kesehatan ini luar biasa sekali, sakitnya anak saya yang biayanya mahal ini dibiayai semua, jadi tidak rugi menjadi peserta JKN. Walaupun membayar tiap bulan, itu tidak menjadi masalah buat saya karena manfaat yang didapat tidak sebanding dengan iuran yang dibayarkan,” kata Angga.
Angga mengucapkan terima kasih pada BPJS Kesehatan yang tidak terhingga. Ia berharap layanan JKN ini selamanya selalu ada untuk masyarakat baik yang ada di kota maupun di desa. Angga bersyukur, jika seandainya ia tidak percaya pada layanan JKN dan memilih menjadi peserta umum apalagi sampai dirujuk ke luar Kabupaten Bojonegoro, beban biaya akan semakin besar.
“Pokoknya saya akan selalu menceritakan layanan JKN ini pada kerabat dan teman dengan tujuan mereka lebih percaya bahwa BPJS Kesehatan ini anti ribet, mudah dan cepat. Semoga Program JKN ini senantiasa dapat memayungi kita seluruh masyarakat di Kabupaten Bojonegoro sampai kapanpun,” tutup Angga. (Wan/Red)
