Program JKN Ringankan Biaya Pengobatan Ibunda Fira

Bojonegoro, News420 Dilihat

Bojonegoro, sidik nusantara – Nadhia Ismi Safira (22), warga asli Kelurahan Mojokampung, Kecamatan Bojonegoro bersyukur karena telah menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sejak tahun 2020. Fira yang setiap harinya bekerja di salah satu restoran siap saji mengaku lega karena biaya pengobatan Endah (56), ibunya, dijamin penuh oleh BPJS Kesehatan.

Pada suatu malam Endah mengalami muntah darah yang membuat Fira panik. Ia pun segera mengantar sang ibu ke rumah sakit guna mendapatkan pertolongan. Berbekal layanan JKN tak membuat Fira ciut hati karena ia yakin dokter dan perawat yang menangani tidak akan membeda-bedakan pasiennya.

“Kondisi yang sudah lemas dan batuk tidak berhenti karena muntah darah, akhirnya oleh dokter malam itu juga langsung masuk ke High Care Unit (HCU). Saya sangat berterima kasih pada BPJS Kesehatan karena jika saya dan ibu tidak terdaftar menjadi peserta JKN, tentu biaya yang kami keluarkan cukup banyak. Ibu saya sudah hampir dua tahun ini mengalami muntah darah sehingga badannya pun sangat kurus. Ini sudah kesekian kali menjalani rawat inap dan layanan JKN tidak pernah mengecewakan,” ujar Fira, Selasa (27/02).

Fira menceritakan jika saat proses administrasi di UGD pun tidak membuatnya repot. Petugas administrasi hanya meminta Fira menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) ibunya. Beruntung Fira hanya dengan memperlihatkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) di KTP, syarat administrasi pun dengan cepat diproses oleh petugas rumah sakit.

“Saya hanya diminta untuk menunjukkan KTP saja untuk proses pendaftaran rawat inap ibu. Ternyata layanan JKN sekarang ini semakin lama tidak membuat ribet dan cepat. Apalagi Aplikasi Mobile JKN mempunyai fitur antrean online yang setiap saat dapat digunakan untuk mendaftar berobat di fasilitas kesehatan. Luar biasa sekali pokoknya layanan JKN sekarang ini,” ungkap Fira.

Hampir empat kantong darah setiap hari dibutuhkan sang ibu untuk membuat kondisinya tetap stabil. Fira pun tidak dapat membayangkan jika ia dan sang ibu belum terdaftar menjadi peserta JKN. Ia berpikir, pasti akan semakin banyak biaya pengobatan yang dikeluarkan. Setelah lima hari menjalani rawat inap di HCU akhirnya dokter menyatakan kondisi sang ibu dalam keadaan stabil dan di perbolehkan pulang. Fira pun merasa tenang karena ia tidak mengeluarkan serupiah pun biaya tambahan.

“Untuk selanjutnya kondisi ibu tetap dalam pantauan dokter. Sehingga tiga hari setelah menjalani rawat jalan di rumah, ibu wajib kembali ke rumah sakit untuk kontrol dan memeriksakan kondisinya. Pola makan yang baik wajib dijalani karena tidak semua asupan makanan boleh diberikan. Namun yang terjadi semua ini ada hikmahnya dan sekali lagi sangat bersyukur semuanya dijamin oleh BPJS Kesehatan,” ujar Fira.

Ia mengaku terharu karena melihat sendiri dokter dan perawat menangani ibunya dengan sigap, ramah dan cekatan. Padahal sebelumnya, ia sempat berpikiran negatif tentang layanan JKN yang disebut orang biasa menomorduakan pasien. Namun kenyatannya, ibu Fira ditangani dengan sangat baik, sabar dan tidak dibeda-bedakan. Fira berharap semoga semua masyarakat dapat menerapkan pola hidup sehat walaupun sudah terdaftar menjadi peserta JKN. Karena menurutnya menjaga kesehatan itu mahal dan perlu perjuangan sampai usia senja.

“Jangan abai terhadap kesehatan walaupun sudah memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS). Namun tidak hanya menjaga pola hidup sehat tetapi yang penting hati harus bahagia. Bagi yang belum mempunyai JKN segera daftar ya dan mudah sekali caranya. Peserta bisa datang langsung ke kantor BPJS Kesehatan terdekat atau melalui Mal Pelayanan Publik (MPP) daerah setempat,” ujar Fira. (Tris/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *