Bupati Bojonegoro Dorong Geopark Jadi Alternatif Wisata Baru Bertaraf Internasional

Bojonegoro, sidik nusantara – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro pada Senin (28/4) mengikuti tahapan seleksi Kandidat Aspiring UNESCO Global Geopark yang dilakukan oleh Dewan Pakar Komite Nasional Geopark Indonesia (KNGI). Seleksi ini menjadi langkah penting dalam upaya Bojonegoro menembus jaringan bergengsi UNESCO Global Geopark, dengan mengangkat potensi kekayaan minyak dan gas bumi sebagai tema unggulan Geopark Nasional Bojonegoro.

Sebagai informasi, UNESCO Global Geopark merupakan predikat untuk kawasan yang dinilai memiliki nilai geologi, ekologi, dan budaya yang luar biasa, sekaligus menjadi sarana pelestarian lingkungan, pengembangan pendidikan, serta penggerak pariwisata dan ekonomi berkelanjutan.

Bojonegoro sendiri telah resmi tercatat sebagai Geopark Nasional sejak 20 November 2017, berkat keanekaragaman geologi dengan 16 geosite, 3 biosite, dan 8 culture site. Kini, Pemkab Bojonegoro berupaya melangkah lebih jauh untuk mengangkat potensi tersebut ke tingkat dunia dengan fokus pada sektor Petroleum dan Gas.

Komitmen ini sejalan dengan misi besar Pemkab Bojonegoro yang meliputi pelestarian warisan geologi dan budaya, pengembangan pariwisata, peningkatan ekonomi lokal, promosi pendidikan dan riset ilmiah, hingga penguatan branding daerah di mata internasional.

Dalam sesi seleksi yang berlangsung daring, Bupati Bojonegoro Setyo Wahono turut hadir bersama sejumlah pejabat nasional, antara lain Kepala Pusat Survei Geologi Kementerian ESDM, Asisten Deputi Amenitas dan Aksesibilitas Pariwisata Wilayah I Kementerian Pariwisata, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, hingga perwakilan Kementerian PPN/Bappenas serta Dewan Pakar KNGI.

Dalam kesempatan tersebut, Setyo Wahono menegaskan bahwa Bojonegoro memiliki kekayaan geologi, biodiversitas, dan budaya yang sangat berharga. “Inilah modal kuat kami untuk bertransformasi menjadi bagian dari UNESCO Global Geopark. Geopark Bojonegoro satu-satunya di Pulau Jawa yang mengusung tema Petroleum dan Gas. Kami memiliki cadangan minyak di Desa Wonocolo, dengan reservoir terdangkal di Indonesia bahkan dunia, hanya sekitar 100 meter,” jelasnya.

Bupati Setyo Wahono juga menekankan komitmen pemerintah daerah dalam menyiapkan regulasi serta sumber daya pendukung sesuai prinsip UGGp, yakni pelestarian, edukasi, dan pembangunan berkelanjutan.

“Kami mendukung penuh upaya tim Geopark Bojonegoro untuk memberdayakan potensi ini demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.

Saat ini, terdapat lima Kawasan Cagar Alam Geologi (KCAG) di Bojonegoro yang menjadi aset penting dalam pengembangan Geopark, meliputi Petroleum System Wonocolo Wonocolo (Kecamatan Kedewan), Struktur Antiklin Kawengan (Kecamatan Kedewan), Kayangan Api (Kecamatan Ngasem), Kedung Lantung (Kecamatan Sugihwaras), Fosil Gigi Hiu (Kecamatan Temayang).

Keberadaan lima situs tersebut diharapkan mampu memperkuat daya tarik Geopark Bojonegoro di kancah internasional. Selain menjadi alternatif destinasi wisata, pengembangan kawasan ini juga diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif dan pemberdayaan masyarakat lokal. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *