Restitusi in Call (Riset, Edukasi, Saling Berbagi dan Inspirasi untuk SNEMBA Sukses Dalam Inkuiri Kolaboratif)

Daerah, News, Pendidikan74 Dilihat

BATU,Sidik Nusantara – SMP Negeri 04 Kota Batu, (SNEMBA) Maju saat ini kembali menunjukan terobosan barunya dalam dunia pendidikan dengan menerapkan metode aplikasi (SIRIDAKOBA) Sistem Informasi Riset,Inovasi dan Data Kota Batu.

Ketua Restitusi In Call, Elisa Mariyana Magenani SPd menuturkan, inovasi ini yang didukung sepenuhnya oleh Kepala Sekolah Henu Lismiyati Spd.

“Inovasi ini secara khusus di rancang sebagai Model Sekolah Restitusi yang mengedepankan pembentukan karakter, penyelesaian konflik secara konstruktif, dan membangun kembali hubungan siswa, sekolah – olah hanya berfokus pada hukuman,” tutur guru muda berprestasi ini penuh semangat, Jumat (12/12/2025).

Saat kegiatan sedang berlangsung di sekolah SNEMBA Maju

Waka Kurikulum ini juga menegaskan, artinya menuju pada inovasi sekolah yaitu Restitusi in Call (riset, edukasi, saling berbagi dan inspirasi untuk SNEMBA sukses dalam inkuiri kolaboratif) sebagian berikut;

1. Dasar Hukum dan Landasan Konseptual
Pengembangan kompetensi guru di SMPN 4 Batu dilaksanakan berdasarkan landasan hukum
yang kuat dan konsep Merdeka Belajar.

1. Dasar Hukum Utama:

a. Pembukaan UUD 1945
b. Undang-Undang Dasar 1945
c. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menekankan pentingnya pengembangan mutu pendidik.
d. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2018 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah, yang menyebutkan tugas Kepala Sekolah dalam melakukan supervisi dan pengembangan profesionalisme guru.
e. Peraturan Dirjen GTK Kemendikbudristek No. 0340/B/HK.01.03/2022 tentang Komunitas Belajar, yang menggarisbawahi peran Komunitas Belajar dalam peningkatan kompetensi.

2. Landasan Konseptual:

a. Hasil Rapor Pendidikan: Data akurat Rapor Pendidikan digunakan sebagai basis pengambilan keputusan (Evidence-Based Policy), memastikan program relevan dengan kebutuhan nyata sekolah.
b. Konsep Komunitas Belajar (KomBel): Mengubah paradigma pelatihan guru dari top-down menjadi peer-to-peer learning, selaras dengan semangat kolaborasi
dalam Kurikulum Merdeka.2. Permasalahan yang Dihadapi (Akar Masalah) Kegiatan “Restitusi” berupaya mengatasi dua permasalahan utama yang terungkap melalui Rapor Pendidikan SMPN 4 Batu:

● Kualitas Pembelajaran Belum Optimal: Indikator Rapor Pendidikan menunjukkan bahwa
kualitas pembelajaran masih sedang atau berwarna kuning. Kualitas pembelajaran ini
menunjukkan tingkat kualitas interaksi antara guru, peserta didik, dan materi pembelajaran dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Penerapan metode
pembelajaran yang aktif, inovatif, dan berdiferensiasi (berpusat pada murid) belum merata di semua guru. pembelajaran cenderung didominasi oleh metode konvensional.

● Kurangnya Budaya Refleksi Kolektif: Guru belum terbiasa berbagi praktik baik dan merefleksikan proses pembelajaran secara kolaboratif dan terstruktur, sehingga siklus perbaikan (Plan-Do-See) tidak berjalan efektif.

3. Isu Strategis yang Diangkat

a. Isu Global: Menjembatani Kesenjangan Kompetensi Abad ke-21 Di panggung dunia, isu utama yang direspon adalah Kesenjangan Kompetensi Abad ke-21. Pembelajaran masa depan menuntut penguasaan literasi digital, kreativitas, dan kolaborasi, yang hanya dapat difasilitasi oleh guru yang inovatif. RESTITUSI IN CALLbmenjawab tantangan ini dengan mengalokasikan waktu mingguan untuk Eksplorasi Metode Mutakhir, memastikan guru-guru siap mengajarkan keterampilan global yang relevan. Dari Konvensional Menuju Kompetensi Global: RESTITUSI IN CALL Menciptakan Guru Inovator Digital Abad ke-21.”
b. Isu Nasional: Mendorong Implementasi Kurikulum Merdeka Berbasis Bukti Implementasi Kurikulum Merdeka dan penerapan Kebijakan Berbasis Bukti
(Evidence-Based Policy). Program ini memanfaatkan Rapor Pendidikan sebagai landasan wajib, mengubah data (indikator Kualitas Pembelajaran yang ‘Kuning’) menjadi aksi nyata. Dengan memperkuat Komunitas Belajar, RESTITUSI IN CALL menjadi model best practice dalam menindaklanjuti data secara terstruktur dan kolaboratif. Tagline Nasional: “Mengubah Data Menjadi Aksi Transformasi: RESTITUSI IN CALL adalah
Pilar Komunitas Belajar Mandiri Berdasarkan Rapor Pendidikan.”
c. Isu Lokal: Merestorasi Kualitas Pembelajaran dari Akar Masalah Pada level lokal, fokus tertuju pada dua akar masalah spesifik SMPN 4 Batu: Kualitas
Pembelajaran yang Belum Optimal dan Kurangnya Budaya Refleksi Kolektif. Inovasiutama program ini, Siklus Bulanan Terstruktur (Analisis Data ,Eksplorasi Metode, Lesson Study), secara wajib dan konsisten memaksa guru untuk keluar dari metode konvensional. Melalui Lesson Study dan Peer Coaching, RESTITUSI IN CALL secara
sistematis membangun learning culture yang akuntabel dan menyempurnakan praktik mengajar secara horizontal.Tagline Lokal: “Refleksi Kolektif, Hasil Nyata: RESTITUSI IN CALL, Solusi Wajib dan Terstruktur untuk Mengubah Teori Menjadi Kelas
Berdiferensiasi.” Jadi fokus utamanya adalah transformasi Kualitas Pembelajaran Berbasis Data Rapor Pendidikan melalui Siklus Belajar Reflektif yang Konsisten. Seperti: meningkatkan kapabilitas guru dalam mengimplementasikan metode/model/strategi
pembelajaran mutakhir (baik digital maupun non-digital) dan menciptakan mekanisme umpan balik dan perbaikan berkelanjutan melalui Lesson Study dan Berbagi Praktik Baik.

4. Tahapan Inovasi (Siklus mingguan Terstruktur)
Inovasi utama adalah struktur siklus Komunitas Belajar yang terjadwal setiap Jumat mulai pukul
13.00 WIB s.d 15.00 WIB, memecah pengembangan kompetensi menjadi tahapan yang saling
menguatkan. Kegiatan ini di jadwalkan sebagai berikut: Minggu ke- Agenda Kegiatan Fokus Tahapan Inovasi
1. Rapat Dinas dan Evaluasi
Data Tahap Orientasi & Analisis: Memastikan program
tetap fokus pada akar masalah Rapor Pendidikan.
2. Peningkatan Metode/Model/Strategi Pembelajaran
Tahap Input & Eksplorasi: Guru mendapatkan
pengetahuan dan keterampilan baru (digitalisasi kelas,
diferensiasi).
3. & 4. Berbagi Praktik Baik (Batik) dan Lesson Study
Tahap Implementasi & Refleksi Kolektif: Guru mempraktikkan, merefleksikan, dan menyempurnakan
RPP bersama-sama.
5. Keunggulan dan Kebaharuan Inovasi
Keunggulan program “Restitusi” terletak pada dua aspek:● Keunggulan (Keberhasilan): Konsistensi jadwal (setiap Jumat mulai pukul 13.00 s.d
15.00) dan penamaan yang filosofis (“Restitusi” dari “Akar Masalah”) menciptakan rasa
urgensi dan kepemilikan kolektif di antara guru. KomBel ini bersifat wajib dan
terintegrasi dengan tugas dinas.
● Kebaharuan (Inovasi): sebelumnya belum terbentuk komunitas belajar di SMPN 04 Batu.
Kemudian di bentuk komunitas belajar pendidik SMPN 04 Batu sebagai jawaban dari
akar masalah hasil analisis rapor sekolah. Sejak terbentuknya Kombel restitusi solusi
permasalahan didiskusikan terjadwal antara lain pelatihan digital/non-digital di Minggu
ke-2, dan siklus Lesson Study yang terstruktur di Minggu ke-3 dan ke-4. Ini memastikan
bahwa pengetahuan yang diterima langsung ditransformasikan menjadi aksi nyata di
kelas dan dievaluasi oleh rekan sejawat.
6. Metode Pembaharuan (Mekanisme Change Management)
Pembaharuan dilakukan melalui pendekatan kolaboratif dan berbasis coaching, bukan hanya
instruksi:
● Penerapan Lesson Study: Menggunakan siklus Plan-Do-See-Reflect sebagai mekanisme
utama perbaikan. Guru tidak hanya diajari teori, tetapi difasilitasi untuk mengobservasi
dampak teori tersebut pada siswa secara langsung, lalu bersama-sama menyusun rencanadl
perbaikan.
● Model Peer-Coaching (Berbagi Praktik Baik): Guru-guru yang telah mahir (Guru
Penggerak/Guru Inovatif) bertindak sebagai coach dan berbagi praktik baik secara
horizontal, mempercepat adopsi inovasi tanpa harus bergantung pada narasumber
eksternal.
● Integrasi Teknologi: Pengembangan difokuskan pada pemanfaatan alat digital (misalnya,
platform asesmen formatif, slide, dll)

“Pemaparan inovasi sekolah ini merujuk pada pendekatan disiplin positif, tujuan utamanya untuk menciptakan kondisi bagi peserta didik untuk memperbaiki kesalahan mereka dan kembali ke lingkungan sekolah dengan karakter yang lebih kuat,” ucap guru berjilbab ini, sembari ramah.

Dia tunjukkan, manfaat dari inovasi ini untuk menumbuhkan disiplin positif serta memulihkan diri dari kesalahan dan fokus pada solusi serta dapat menguatkan karakter yang baik menciptakan lingkungan inklusif.

“Secara singkat Restitusi untuk mendidik siswa fokus pada perbaikan dan pembangunan kembali hubungan dan komunitas sekolah,” bebernya.

Sementara itu, Kordinator SAE Untuk Program Digital, Pipit Asriningpuri SPd juga menuturkan, SAE (Strategi – Aktualisasi – Edukasi) Mendunia

1. Dasar Hukum

a. Pembukaan UUD 1945
b. Undang-Undang Dasar 1945
c. UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
d. UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen
e. Perpres No. 87/2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter
f. UU No. 59/2024 tentang RPJPN 2025-2045
g. Perpres No. 12/2025 tentang RPJMN 2025-2029
h. Peraturan Wali Kota Batu Nomor 36 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Inovasi Daerah
i. Surat Keputusan Kepala SMP Negeri 04 Batu nomor tentang Pembagian Tugas Mengajar Guru Mata Pelajaran Dan/Atau Guru Bimbingan Konseling Serta Tugas Tambahan Sebagai Wakil Kepala Sekolah, Kepala Perpustakaan, Tim Pengembang Sekolah, Wali
Kelas, Guru Piket, Pembina Dan Pendamping Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Semester Gasal Tahun Pelajaran 2025/2026.

2. Permasalahan

a. Makro
1) Revolusi Industri 4.0, di mana teknologi seperti Kecerdasan Artifisial (AI), big data,
komputasi awan, dan Internet of Things (IoT) mengubah cara manusia belajar, bekerja, berkomunikasi, dan mengambil keputusan.
2) Core Skills in 2025 dalam Future of Jobs Report 2025 kemampuan Analytical
Thinking adalah skill paling dibutuhkan oleh perusahaan, dengan 70% menyatakan
ini sebagai keterampilan inti terpenting
3) Riset Statista 2023, perusahaan di berbagai sektor industri yang telah mengadopsi
teknologi OpenAI dalam proses bisnis. Sektor pendidikan menjadi tertinggi kedua di
dunia yang telah mengadopsi KA.
4) Riset Goodstat tahun 2022-2023, Negara Indonesia termasuk dalam daftar 10 Negara
pengguna AI terbanyak. Negara Indonesia berada pada peringkat ke-3.
5) Data dari U-Report UNICEF Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 45% remaja
pernah mengalami perundungan siber (cyberbullying).
b. Mikro
1) Hasil survey Jakpat pada rentang tanggal 10-14 April 2025 menyatakan bahwa AI
paling banyak digunakan di Indonesia adalah Chat GPT (74%) dan Gemini (51%).
2) Penduduk Indonesia semakin melek internet sebanyak 221 juta penduduk atau
79,50% pada tahun 2024.
3) Survei Penetrasi Internet Indonesia pada 2024, Gen Z menduduki peringkat kedua
sebesar 87,02 % sebagai pengguna Internet
4) Hasil Survey Data.ai tahun 2023, masyarakat Indonesia berada pada peringkat 1
dunia sebagai negara dengan tingkat kecanduan handphone tertinggi di dunia. Waktu
Screentime handphone rata-rata 6,05 jam
5) Hasil rapor pendidikan tahun 2025 sekolah perlu meningkatkan kualitas pembelajaran
yang turun dari tahun 2024 sebanyak 4,23.
3. Isu Strategis
a. Global
1) Laporan Bank Dunia (2024) tentang “Lapangan Kerja dan Teknologi” di Asia Timur dan Pasifik menekankan bahwa kawasan ini harus “memperlengkapi masyarakatnya
dengan keterampilan teknis, digital, dan keterampilan lunak”.
2) Hasil PISA 2022 menunjukkan bahwa meskipun peringkat Indonesia sedikit
membaik, tantangan besar tetap ada. Sekitar 70% murid Indonesia pada PISA 2018
dikategorikan memiliki kemampuan literasi yang rendah (tidak mampu
mengidentifikasi ide pokok).
b. Nasional
Terkait dengan Asta Cita yaitu Memperkuat pembangunan sumber daya manusia
(SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender,
serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas. (Misi Asta Cita) dan Memperkuat IPTEK, Penguatan pendidikan, sains dan teknologi, serta digitalisasi (Program Prioritas Presiden) dengan penerapan SAE Mendunia diharapkan mampu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang memiliki keterampilan penguasaan teknologi, meningkatnya kualitas pembelajaran, digitalisasi pembelajaran dan pendidikan yang inklusif.
c. Lokal
SMP Negeri 04 Batu memiliki visi terwujudnya lulusan SMP Negeri 04 Batu
yang berkarakter, berprestasi dan berbudaya lingkungan. Misi untuk mendukung
terlaksana visi salah satunya yaitu Melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif,
kreatif, kontekstual, berbasis TIK dan proyek untuk meningkatkan prestasi akademik.
SMP Negeri 04 Batu menjadi salah satu bagian Kandidat Sekolah Rujukan Google di
Kota Batu
4. Tahapan Inovasi
a. Sebelum
1) Belum optimalnya pemahaman murid terkait kewarganegaraan digital
2) Murid belum memiliki keterampilan menggunakan AI dalam kehidupan sehari-hari
dan dalam proses pembelajaran
3) Murid belum memiliki portfolio digital pembelajaran sebagai artefak digital
b. Sesudah
1) Murid mampu mengukur tingkat kewarganegaraan digital
2) Murid mampu menggunakan AI (gemini dan notebook) sebagai alat bantu belajar
3) Murid mampu menyusun dan merencanakan portofolio pembelajaran
5. Keunggulan dan Kebaharuan
a. SAE Mendunia merupakan program sekolah yang dirancang untuk meningkatkan
kemampuan murid dalam penguasaan teknologi yang mendukung proses pembelajaran
b. SAE Mendunia merupakan upaya sekolah untuk mendokumentasikan proses belajar
murid melalui portofolio pembelajaran
c. SAE Mendunia sebagai bentuk kolaborasi antara murid dan guru dalam proses
pembelajaran
6. Metode Pembaharuan
a. Cara Kerja
1) Pelatihan murid harus didampingi oleh Pendidik bersertifikasi Google atau Pelatih
bersertifikasi Google
2) Tim Digitalisasi Sekolah melakukan penjaringan dengan berkoordinasi dengan guru
yang mengajar mata pelajaran informatika untuk menunjuk perwakilan kelas
sebanyak 2 murid yang memiliki respon baik dalam pembelajaran dan penguasaan
teknologi.
3) Tim Digitalisasi Sekolah melakukan perencanaan pelatihan dengan menyusun
struktur kurikulum pelatihan
4) Pelatih pendamping pelatihan melakukan koordinasi dengan perwakilan murid yang
telah ditunjuk
5) Murid melaksanakan pelatihan sebanyak 15 kali atau sesuai dengan kemampuan
murid dengan durasi waktu 2 JP (per JP 60 menit).
6) Murid mengikuti asesmen awal dengan alat gamifikasi Tangkas Berinternet untuk
mengenali kewarganegaraan digital.
7) Struktur kurikulum pelatihan yang digunakan sesuai standar Internasional milik
Google For Education
b. Tujuan
1) Mempersiapkan siswa menghadapi Revolusi Industri 4.0 dengan membekali mereka
keterampilan yang relevan.
2) Menguasai Keterampilan Abad 21 (6C) yang diperlukan untuk bersaing dalam era
digital.
3) Mengoptimalkan penggunaan gawai dan internet sebagai media yang produktif untuk
belajar, berkreasi, dan mengembangkan keterampilan masa depan.
4) Memastikan akses yang inklusif dan merata terhadap pendidikan yang bermutu, tanpa
terbatas pada daerah atau latar belakang tertentu.
c. Manfaat
1) Peningkatan Keterampilan Digital dan Daya Saing
● Penguasaan Alat Teknologi: murid mampu mengoperasikan gawai dan aplikasi
secara mandiri serta menguasai alat-alat Google Workspace For Education.
● Sertifikasi Internasional: murid berkesempatan mendapatkan Sertifikasi Pelajar
Google Workspace For Education dan Sertifikasi Pelajar ChromeOS, yang
meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam menggunakan teknologi.
● Keterampilan Abad 21: murid mengembangkan kemampuan berpikir analitis dan
berpikir kritis (bagian dari 6C) yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan.
2) Layanan Pembelajaran yang Fleksibel dan Inklusif
● Akses Pembelajaran Fleksibel: murid yang tidak hadir karena sakit atau izin
tetap dapat mengakses pelajaran kapan saja dan di mana saja, sehingga tidak
khawatir ketinggalan pelajaran.
● Pembelajaran Inklusif: Setiap murid mendapatkan akses belajar yang inklusif
melalui aktivasi akun belajar.id.
● Dukungan Pemandu Sebaya: Terbentuknya komunitas murid bersertifikasi yang
mampu berperan sebagai mentor dan tutor bagi teman sebaya, serta
menciptakan kolaborasi dalam pembelajaran.
3) Pemanfaatan AI untuk Belajar Mandiri dan Kreativitas
● Pembelajaran Berbasis Minat: murid dapat dilatih menggunakan Kecerdasan
Artifisial (AI) seperti NotebookLM untuk menyesuaikan minat belajar.
● Produk Kreatif Belajar: murid mampu membuat portofolio pembelajaran
mandiri di Google Sites , serta memanfaatkan fitur NotebookLM untuk
membuat review dalam bentuk ikhtisar audio, laporan, kuis, mind map, dan
flashcard.
● Karya Bermanfaat: murid dapat berkarya sesuai cara dan minatnya sendiri.
Karya murid (seperti Google Sites) menjadi bermakna karena dapat diakses dan
membantu murid lain.
4) Dampak Psikososial
● Peningkatan Kepercayaan Diri: Meningkatnya kepercayaan diri murid karena
karya mereka bisa bermanfaat bagi teman sebayanya.
● Hubungan yang Lebih Erat: Diskusi dengan guru dan adanya peran guru sebagai
pendamping belajar mempererat hubungan murid dengan pendidik.

Diwaktu yang sama, penanggung jawab SAE komunitas yang ada diprogram sekolah, Henu Lismiati SPd menambahkan, terkait inovasi SNEMBA Maju bisa menjadi program prioritas yang apik.

“Saya berharap dengan adanya program inovasi ini tentunya bisa menjadi motivasi semua guru SNEMBA Maju. Selain itu dapat bersinergi, untuk selalu kompak dalam menjalankan tugasnya masing-masing,” pungkasnya.

Penulis: Arman.

Editor : Akasa Putra.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *