Bojonegoro, sidik nusantara – Endang Nur Indah (56) tidak menyangka jika layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) saat ini sudah luar biasa mudah. Sebagai seorang pensiunan PT POS Indonesia (Persero), Endang mengharapkan jika kemudahan saat berobat ke fasilitas kesehatan tentunya anti ribet. Hal itu terbukti saat ia datang ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) tempatnya terdaftar, petugas administrasi hanya meminta untuk menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Endang pun kaget karena yang ia pikirkan selama ini tentang layanan JKN yang rumit, ternyata tidak dialaminya.
“Terus terang saya kaget dengan perkembangan layanan JKN saat ini. Sangat mudah sekali ternyata untuk berobat ke fasilitas kesehatan dan tidak perlu membawa banyak sekali berkas fotokopi. Sebelumnya dari rumah, saya telah menyiapkan kelengkapan berkas beberapa lembar untuk berobat karena takut ditolak petugas. Luar biasa BPJS Kesehatan sangat memudahkan pensiunan seperti saya ini,” tutur Endang saat ditemui di rumahnya di Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, Minggu (10/03).
Setelah menjalani pemeriksaan rawat jalan, Endang pun tak kalah terkejut ketika mengetahui obat yang diresepkan oleh dokter ternyata diantarkan oleh petugas apotik ke rumahnya. Hal ini semakin membuat Endang yakin sepenuhnya jika JKN semakin baik layanannya.
“Saya yakin jika masyarakat akan menaruh harapan besar pada keberlangsungan layanan JKN. Kebetulan kepesertaan JKN saya masih dijamin oleh PT POS Indonesia (Persero) sehingga ini pun sangat meringankan. Tentunya Aplikasi Mobile JKN telah saya unduh dan pelajari agar saat berobat kembali ke fasilitas kesehatan, bisa langsung daftar antrean online dari rumah saja. Prosesnya sangat mudah, gampang dan tidak makan waktu,” cetus Endang.
Endang juga tidak segan untuk mengajak temannya sesama pensiunan yang belum menjadi peserta JKN agar segera mendaftar. Karena menurutnya, menjadi peserta JKN adalah penting saat ini. Endang mengatakan, tidak hanya kerabat saja yang ia ajak menjadi peserta JKN. Bahkan terkadang ada teman pensiunan yang belum mau untuk menjadi peserta JKN dengan alasan iurannya tiap bulan mahal.
“Memang harus sabar untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, termasuk orang-orang terdekat kita, tentang pentingnya JKN. Saya juga menjelaskan jika iuran yang yang dibayarkan ini tentunya tidak sebanding dengan semua manfaat yang diberikan oleh BPJS Kesehatan,” kata Endang.
Endang pun mencontohkan jika ia sudah mengikuti Skrining Riwayat Kesehatan melalui Aplikasi Mobile JKN. Menurut Endang, fitur tersebut dinilainya mampu mengontrol keseimbangan pola hidup sehat peserta JKN. Endang yang suka makanan asin, merasa sadar untuk menguranginya saat ia mengetahui hasil skriningnya yang berisiko penyakit hipertensi. Ia merasa sangat bersyukur karena layanan JKN ini menjamin kesehatannya tidak hanya saat sakit saja namun di kala sehat.
Di samping itu, Endang bersyukur karena saat sakit ia sudah tidak merepotkan lagi sanak keluarganya berkat layanan JKN. Ia pun sudah berniat jika iuran JKN yang ia bayarkan setiap bulannya sebagai salah satu bentuk sedekahnya.
“Alhamdulillah saya tidak merepotkan anak-anak saat harus rutin berobat ke faskes. Karena tanpa memanfaatkan layanan JKN ini pasti biaya akan sangat mahal. Belum lagi jika terjadi rawat inap dan harus berhari-hari di rumah sakit, berapa biaya yang dikeluarkan jika BPJS Kesehatan tidak menjamin. Sungguh saya beruntung sejak awal bertugas di PT POS Persero (Indonesia) telah terdaftar menjadi peserta JKN karena selain mengiur setiap bulan, ini adalah sebagai bentuk ibadah dan sedakah saya pada Sang Pencipta,” tegas Endang.
Endang berharap, layanan JKN ini bisa menjadi contoh bagi asuransi kesehatan yang lain karena semua jenis penyakit di jamin sesuai dengan aturan yang berlaku. Endang juga mengamati, selama ia berobat ke fasilitas kesehatan, dokter dan perawat tidak membeda-bedakan pasiennya. Ia pun berharap supaya ke depannya BPJS Kesehatan tetap berpegang teguh untuk tidak membeda-bedakan layanan kesehatan pada peserta, dan selalu memberikan yang terbaik. (Tris/Red)