BATU,Sidik Nusantara – Pemerintah Kota Batu menggelar kegiatan Apel Kesiapan Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi, di halaman Balai Kota Among Tani, Selasa (11/11/2025).
Kegiatan ini bertujuan memastikan kesiapan seluruh unsur pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait dalam menghadapi potensi bencana di musim penghujan tahun ini.
Beberapa hari terakhir ini musim penghujan telah mengguyur Kota Batu yang sering mengakibatkan tanah longsor dan banjir.
Dalam kesempatan itu, apel dipimpin langsung oleh Wali Kota Batu, Nurochman dan diikuti oleh personel gabungan dari TNI / Polri, Basarnas, BNPB, Bank Jatim, PMI, Tagana, BPBD, Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, Satpol PP, serta perwakilan Organisasi Perangkat Daerah se Kota Batu.

Tidak ketingalan pula, juga turut hadir Wakil Wali Kota Batu, Heli Suyanto, Forkopimda, serta jajaran pejabat Pemkot Batu. Maka dalam amanatnya, Wali Kota menekankan pentingnya sinergi lintas sektor menghadapi ancaman bencana yang meningkat seiring datangnya musim hujan. Apel Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi ini untuk mencegah adanya bencana – bencana yang telah terjadi di Kota Batu.
“Kegiatan Apel siaga ini tentunya bukan hanya sekadar saja, akan tetapi bentuk wujud nyata kesiapsiagaan kita bersama. Dan dapat diharapkan di seluruh komponen dapat berkolaborasi agar supaya penanggulangan bencana di Kota Batu dapat berjalan efektif, efisien dan terpadu,” tutur Nurochman, yang kerap disapa Cak Nur ini.
Dalam sambutannya, Walikota Batu, Cak Nur menyampaikan arahan Tangguh Bencana ini ada lima yaitu, 1.Memperkuat sinergitas pentahelix dalam menyiapkan sumber daya siaga bencana. 2. Membangun kesadaran dan kapasitas masyarakat melalui sosialisasi, pelatihan, dan simulasi. 3. Menyatukan persepsi serta perencanaan pengurangan risiko bencana lintas sektor. 4. Memperluas komunikasi hingga tingkat desa dan kelurahan untuk penyebaran informasi kesiapsiagaan. 5. Mengaktifkan posko siaga dan sistem peringatan dini di wilayah rawan bencana.

Sementara itu, Plt Kepala BPBD Pemkot Batu, Suwoko saat dikonfirmasi menyampaikan berdasarkan data BMKG, sekitar 43,8 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim penghujan dengan puncak curah hujan.
Dan diperkirakan terjadi di November 2025 hingga Januari 2026. Fenomena La Nina yang diprediksi berlangsung hingga Februari 2026 juga berpotensi meningkatkan curah hujan di atas normal.
“Saat ini kita tidak sendiri dan bersinergi dengan semua lini baik itu TNI / Polri, Masyarakat, Relawan yang bergabung disini semuanya ikut berpartisipasi, ” kata Suwoko
Lanjut dia, data BPBD Kota Batu mencatat, sepanjang tahun 2024 terdapat 122 kejadian bencana dengan 86 persen di antaranya merupakan bencana hidrometeorologi, 10 persen bencana geologi dan 4 persen akibat faktor manusia.
Hingga Oktober 2025, jumlah kejadian meningkat menjadi 149 bencana, meliputi tanah longsor (57%), angin kencang (25%), banjir (11%), dan kebakaran hutan (7%).
“Pemkot Batu, juga sudah mengambil langkah salah satunya mitigasi juga telah dilakukan. Lalu pemetaan daerah rawan bencana, revitalisasi saluran air dengan box convert di jalan utama, serta susur sungai di 94 titik di wilayah Sungai Sumber berantas, Pusung Lading, Glagah Wangi, dan Krecek,” tandasnya.
Selain itu, Sekretaris DPUPR ini menambahkan, pelatihan relawan kebencanaan, program satuan pendidikan aman bencana dan simulasi tanggap darurat berbasis data terus digencarkan.
Dari hasil berbagai upaya kolaboratif bersama Forkopimda, ormas, dunia usaha, dan masyarakat, berhasil menurunkan indeks risiko bencana di Kota Batu berdasarkan angka dari 81,0 tahun 2023 menjadi 75,21 di tahun 2024.
“Dalam hal ini harus butuh keseriusan untuk penanganan bencana, artinya tidak boleh lagi bersifat reaktif, akan tetapi harus berubah menjadi preventif. Kesiapsiagaan dan kesadaran diri adalah kunci agar kita mampu meminimalisir dampak korban dari bencana,” tegasnya.
Sekedar diketahui, setelah kegiatan apel selesai , maka dilanjutkan dengan simulasi tanggap bencana yang melibatkan berbagai unsur peserta apel. Yang bertujuan untuk melatih kesiapan personel dan memperkuat koordinasi lintas sektor dalam menghadapi situasi darurat di lapangan.
Relawan yang sudah bergabung di acara Apel Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi ini semuanya berpartisipasi mencurahkan perhatiannya, bagaimana tindakan atau langkahnya untuk mengurangi segala potensi bencana yang akan muncul.
“Selesai Apel Siaga Darurat Bencana para jajaran juga terlibat simulasi penanganan bencana seperti hal nya gempa bumi yang telah dilakukan oleh relawan yang terjun dilapangan. Potensi bencana seperti banjir, tanah longsor dan angin kencang, maka Pemerintah Kota Batu tidak tanggung – tanggung untuk mengajak seluruh masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaan serta menjaga kelestarian lingkungan, agar nantinya Kota Batu tetap aman, tangguh dan berdaya untuk menghadapi bencana,” pungkasnya.(rij)
Fto:
1. Walikota Batu, Norochman dan Wakil Walikota Batu, Heli Suyanto, usai Apel Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi.
2. Kegiatan Apel Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi, sedang berlangsung.
3. Pose bersama anggota BPBD Kota Baru, usai Apel Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi.
# Apel Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi, Simulasi Sebagai Wujud Sinergi Penanggulangan Bencana
Batu, Sidiknusantara, Pemerintah Kota Batu menggelar kegiatan Apel Kesiapan Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi, di halaman Balai Kota Among Tani, Selasa (11/11/2025).
Kegiatan ini bertujuan memastikan kesiapan seluruh unsur pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait dalam menghadapi potensi bencana di musim penghujan tahun ini.
Beberapa hari terakhir ini musim penghujan telah mengguyur Kota Batu yang sering mengakibatkan tanah longsor dan banjir.
Dalam kesempatan itu, apel dipimpin langsung oleh Wali Kota Batu, Nurochman dan diikuti oleh personel gabungan dari TNI / Polri, Basarnas, BNPB, Bank Jatim, PMI, Tagana, BPBD, Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, Satpol PP, serta perwakilan Organisasi Perangkat Daerah se Kota Batu.
Tidak ketingalan pula, juga turut hadir Wakil Wali Kota Batu, Heli Suyanto, Forkopimda, serta jajaran pejabat Pemkot Batu. Maka dalam amanatnya, Wali Kota menekankan pentingnya sinergi lintas sektor menghadapi ancaman bencana yang meningkat seiring datangnya musim hujan. Apel Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi ini untuk mencegah adanya bencana – bencana yang telah terjadi di Kota Batu.
“Kegiatan Apel siaga ini tentunya bukan hanya sekadar saja, akan tetapi bentuk wujud nyata kesiapsiagaan kita bersama. Dan dapat diharapkan di seluruh komponen dapat berkolaborasi agar supaya penanggulangan bencana di Kota Batu dapat berjalan efektif, efisien dan terpadu,” tutur Nurochman, yang kerap disapa Cak Nur ini.
Dalam sambutannya, Walikota Batu, Cak Nur menyampaikan arahan Tangguh Bencana ini ada lima yaitu, 1.Memperkuat sinergitas pentahelix dalam menyiapkan sumber daya siaga bencana. 2. Membangun kesadaran dan kapasitas masyarakat melalui sosialisasi, pelatihan, dan simulasi. 3. Menyatukan persepsi serta perencanaan pengurangan risiko bencana lintas sektor. 4. Memperluas komunikasi hingga tingkat desa dan kelurahan untuk penyebaran informasi kesiapsiagaan. 5. Mengaktifkan posko siaga dan sistem peringatan dini di wilayah rawan bencana.
Sementara itu, Plt Kepala BPBD Pemkot Batu, Suwoko saat dikonfirmasi menyampaikan berdasarkan data BMKG, sekitar 43,8 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim penghujan dengan puncak curah hujan.
Dan diperkirakan terjadi di November 2025 hingga Januari 2026. Fenomena La Nina yang diprediksi berlangsung hingga Februari 2026 juga berpotensi meningkatkan curah hujan di atas normal.
“Saat ini kita tidak sendiri dan bersinergi dengan semua lini baik itu TNI / Polri, Masyarakat, Relawan yang bergabung disini semuanya ikut berpartisipasi, ” kata Suwoko
Lanjut dia, data BPBD Kota Batu mencatat, sepanjang tahun 2024 terdapat 122 kejadian bencana dengan 86 persen di antaranya merupakan bencana hidrometeorologi, 10 persen bencana geologi dan 4 persen akibat faktor manusia.
Hingga Oktober 2025, jumlah kejadian meningkat menjadi 149 bencana, meliputi tanah longsor (57%), angin kencang (25%), banjir (11%), dan kebakaran hutan (7%).
“Pemkot Batu, juga sudah mengambil langkah salah satunya mitigasi juga telah dilakukan. Lalu pemetaan daerah rawan bencana, revitalisasi saluran air dengan box convert di jalan utama, serta susur sungai di 94 titik di wilayah Sungai Sumber berantas, Pusung Lading, Glagah Wangi, dan Krecek,” tandasnya.
Selain itu, Sekretaris DPUPR ini menambahkan, pelatihan relawan kebencanaan, program satuan pendidikan aman bencana dan simulasi tanggap darurat berbasis data terus digencarkan.
Dari hasil berbagai upaya kolaboratif bersama Forkopimda, ormas, dunia usaha, dan masyarakat, berhasil menurunkan indeks risiko bencana di Kota Batu berdasarkan angka dari 81,0 tahun 2023 menjadi 75,21 di tahun 2024.
“Dalam hal ini harus butuh keseriusan untuk penanganan bencana, artinya tidak boleh lagi bersifat reaktif, akan tetapi harus berubah menjadi preventif. Kesiapsiagaan dan kesadaran diri adalah kunci agar kita mampu meminimalisir dampak korban dari bencana,” tegasnya.
Sekedar diketahui, setelah kegiatan apel selesai , maka dilanjutkan dengan simulasi tanggap bencana yang melibatkan berbagai unsur peserta apel. Yang bertujuan untuk melatih kesiapan personel dan memperkuat koordinasi lintas sektor dalam menghadapi situasi darurat di lapangan.
Relawan yang sudah bergabung di acara Apel Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi ini semuanya berpartisipasi mencurahkan perhatiannya, bagaimana tindakan atau langkahnya untuk mengurangi segala potensi bencana yang akan muncul.
“Selesai Apel Siaga Darurat Bencana para jajaran juga terlibat simulasi penanganan bencana seperti hal nya gempa bumi yang telah dilakukan oleh relawan yang terjun dilapangan. Potensi bencana seperti banjir, tanah longsor dan angin kencang, maka Pemerintah Kota Batu tidak tanggung – tanggung untuk mengajak seluruh masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaan serta menjaga kelestarian lingkungan, agar nantinya Kota Batu tetap aman, tangguh dan berdaya untuk menghadapi bencana,” pungkasnya.(rij)








