Bojonegoro, sidik nusantara – Terdaftar sebagai peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) membuat mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi swasta di Kabupaten Bojonegoro, Adish Jessica Angelia merasa tenang. Dirinya yang telah terdaftar sejak tahun 2017 itu mengaku dimudahkan saat mengakses layanan kesehatan di rumah sakit dengan menggunakan kepesertaan JKN-nya untuk mengobati rasa nyeri yang dirasakan di bagian lambung.
“Awalnya saya suka makan yang pedas, asam dan sering minum kopi. Mungkin karena efek telat makan juga mengakibatkan lambung kekurangan nutrisi. Nah karena sudah tidak kuat, jadi langsung saja ke Unit Gawat Darurat (UGD) di Rumah Sakit Aisyiyah (RSA) Bojonegoro untuk mendapatkan penanganan,” terang Adis.
Selama menjalani rawat inap di RSA Bojonegoro, Adis mendapatkan penanganan layanan JKN secara maksimal seperti secara psikologis dokter dan perawat yang menangani membuatnya nyaman dan tenang tanpa membeda-bedakan dengan peserta lainnya sehingga rasa khawatirnya menjadi hilang.
“Sebenarnya saya takut tentang diagnosa dari dokter, namun alhamdulillah setelah diberikan obat dan rawat inap selama tiga hari, keadaan saya kembali pulih. Tidak lupa saat awal pendaftaran administrasi di UGD, keluarga saya bisa menunjukkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) digital melalui Mobile JKN. Jadi sebenarnya layanan JKN ini mudah dan tidak rumit asalkan kita mengerti alur pelayanannya,” jelas Adis.
Adis yang gemar bersepeda, saat ini terdaftar sebagai peserta JKN segmen peserta Penerima Bantuan Iuran Daerah (PBI-D). Ia mengaku bangga karena bisa memanfaatkan layanan JKN saat sakit dan tidak merepotkan kelurganya terutama dalam biaya rawat inap sampai sembuh.
“JKN ini sangat membantu apalagi jika terjadi rawat inap yang biayanya ditanggung semua oleh BPJS Kesehatan. Bisa dibayangkan ya berapa rupiah yang harus dikeluarkan jika tidak menggunakan layanan JKN, belum lagi saat kontrol rawat jalan yang masih memerlukan penanganan dokter,” kata Adis.
Adis menyampaikan harapannya semoga layanan JKN ini dapat dinikmati oleh masyarakat sampai ke seluruh pelosok desa. Menurutnya sekarang ini sudah banyak masyarakat yang aware akan layanan JKN sehingga Adis berharap layanan JKN juga wajib ditingkatkan untuk mewujudkan pelayanan prima.
“Terkadang saya sering menyampaikan pada sanak saudara tentang pengalaman menggunakan JKN saat rawat inap. Tentunya mereka sangat terketuk, betapa besarnya manfaat layanan JKN yang tak sebanding dengan iuran yang setiap bulan di bayarkan. Terima kasih banyak ya BPJS Kesehatan, saya tak akan lupa manfaat yang kau berikan, semuanya dijamin tanpa mengeluarkan biaya satu rupiah pun,” tutup Adis. (Ru/*/Red)