Bojonegoro, sidik nusantara – Menggunakan layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang menghadirkan jutaan manfaat bagi seluruh peserta sangat didambakan oleh banyak orang, tidak terkecuali bagi Zaydan Nurrayyan Muhammada El-Kahfi Prayitno (13). Kahfi sapaan akrabnya telah memanfaatkan layanan JKN di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro saat ia mengeluhkan pusing setelah mengalami jatuh di sekolahnya.
Ia terdaftar sebagai peserta JKN kelas satu dengan status kepesertaan anak Pekerja Penerima Upah (PPU) dari ayahnya yang bekerja di Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) Kementerian Desa di Kabupaten Bojonegoro.
“Pagi itu saya merasa pusing dan diantar ayah ke RSUD Sosodoro karena sudah tidak kuat. Alhamdulillah tidak begitu antre lalu saya menuju ke Poli Bedah Syaraf,” kata Kahfi.
Edy Prayitno, sang ayah menceritakan jika ia memanfaatkan layanan JKN di rumah sakit tersebut berharap mendapatkan penanganan yang maksimal untuk sang buah hati.
“Alhamdulillah dengan memanfaatkan JKN ini yang tadinya saya berpikir rumit, antre lama dan dipersulit ternyata tidak terbukti. Anak saya ditangani dengan sangat baik oleh dokter dan perawat di rumah sakit. Terutama petugas bagian loket yang memberikan penjelasan pendaftaran cukup mengesankan, ramah serta sabar pada saya dan Kahfi yang awam alur mekanisme layanan JKN di rumah sakit,” terang Edy.
Edy menceritakan saat ia masuk ke Poli Bedah Syaraf, Kahfi sang anak ditangani dengan sangat baik termasuk dalam memberikan tindakan. Ia tak menyangka jika apa yang didengarnya tentang layanan Program JKN ternyata berbanding terbalik dengan apa yang dialaminya saat ini.
“Saat masuk ke poli, saya diterima oleh dua orang wanita mungkin saja perawat atau bagian administrasi dengan ramah. Begitu pula dengan dokternya, istimewa pokoknya karena mereka komunikatif, menerima konsultasi kami, memberikan saran dan sangat sabar,” jelas Edy dengan bahagia.
Menggunakan layanan JKN, Edy merasa tidak di beda-bedakan dengan pasien yang lainnya. Ia merasa beruntung dapat menjadi peserta JKN sejak tahun 2018 dan memanfaatkan layanannya tanpa ada tambahan biaya sedikitpun.
“Kalau ke Poli Bedah Syaraf tanpa menggunakan layanan JKN pasti obatnya juga mahal dan setelah itu masih butuh untuk kontrol lagi. Intinya saya tidak merasa kecewa karena mendapatkan layanan yang semestinya. Bagi saya, JKN ini anugerah yang luar biasa dan anak saya dan anak saya dapat ditangani dengan baik,” kata Edy.
Edy mengharapkan BPJS Kesehatan dapat terus berlanjut agar layanan JKN yang sudah baik ini dapat lebih ditingkatkan guna melayani peserta terutama yang berdomisili di pelosok desa.
“Semoga apa yang sudah saya rasakan tentang layanan JKN yang sudah baik ini terutama saat penanganan Kahfi dapat pula dirasakan bagi peserta JKN lainnya yang berada di pelosok desa. Jika tidak tahu jangan ragu untuk meminta informasi ke BPJS Kesehatan, saya yakin pasti akan dibantu. Terima kasih banyak BPJS Kesehatan,” tutup Edy. (*/Red)